Apakareba: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati, menyebut perempuan masih menemui berbagai tantangan di tengah masyarakat. Hal itu disebabkan budaya patriarki yang masih mengakar, sehingga perempuan acap kali dianggap tak berdaya.
"Hal ini bukan karena perempuannya yang lemah, melainkan karena masih mengakarnya budaya patriarki di tengah masyarakat," ucapnya, dalam Diskusi Publik Komnas Perempuan, Selasa, 24 Agustus 2021.
Bintang melihat budaya patriarki menempatkan perempuan dalam kondisi yang timpang. Selain itu membuat perempuan berada di situasi yang rentan, salah satunya dalam praktik kekerasan.
"Ini bisa kita lihat dari Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) yang menunjukkan 1 dari 3 perempuan, usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan seksual oleh pasangan dan selain pasangan selama hidupnya," lanjut Bintang.
Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SPHAR) tahun 2018, terdapat 2 dari 3 remaja laki-laki maupun perempuan mengalami kekerasan fisik, seksual, dan emosional. Lalu dari Januari hingga Agustus 2021, tercatat sebanyak 4.212 kasus kekerasan terhadap perempuan dewasa dan 6.248 terhadap anak.
"Seiring berkembangnya teknologi justru adalah kecenderungan meningkatnya kekerasan berbasis gender dan perdagangan orang secara online," tuturnya.
Maka dari itu, ia mengimbau kepada seluruh pihak agar membantu memperkuat perjuangan serta menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian, tercipta dunia yang aman bagi perempuan dan anak di mana pun mereka berada. (Raissa Oktaviani)
(RAI)