Apakareba: Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sempat merencanakan pemberlakuan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada awal tahun. Sebab, saat itu Pemprov Sulsel optimistis akan angka positif covid-19 yang cenderung terkendalikan.
“Tapi setelah pilkada dan memasuki akhir tahun ini, angka positif covid-19 meningkat lagi, meskipun didominasi orang tanpa gejala (OTG),” kata Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, Selasa, 22 Desember 2020, seperti dilansir dari Mediaindonesia.com.
Pihaknya akan mengamati perkembangan angka kasus covid-19 di Sulsel terlebih dahulu. Sebab, pembukaan dan penutupan sekolah tatap muka berdasarkan tinggi rendahnya risiko penularan covid-19 di suatu daerah.
Sejumlah kabupaten di Sulsel, seperti Soppeng, Wajo, Luwu, dan Toraja sudah menggelar sekolah tatap muka. Baru beberapa sekolah yang diperbolehkan untuk mengadakan KBM tatap muka dengan jam belajar yang dibatasi.
Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, Siswanto Waba, angkat bicara terkait pemberlakuan KBM tatap muka pada Januari 2021. Ia ingin pemerintah mengambil langkah tegas mengenai hal tersebut.
“Kalau abu-abu, pengertiannya bisa iya, bisa tidak. Harus tegas keputusannya. Kalau sampai sekolah dibuka tatap muka dengan kasus covid-19 tinggi, siapa yang bertanggung jawab terhadap anak-anak kita. Saya yakin akan muncul klaster sekolah kalau akan dilaksanakan sekolah tatap muka,” jelas Siswanto pada Selasa, 22 Desember 2020.
(SYI)