Apakareba: Sejak pandemi covid-19 melanda, olahraga menjadi aktivitas yang digemari oleh banyak kalangan. Olahraga dianggap penting dilakukan secara rutin untuk meningkatkan sistem imun. Bila sistem kekebalan tubuh kuat, maka kita akan terlindungi dari berbagai macam penyakit, termasuk dari virus korona.
Ketika kita berolahraga, jantung akan memompa darah lebih cepat. Alhasil, aliran darah menjadi lebih cepat. Sehingga bisa mempercepat metabolisme tubuh.
Tetapi, tahukah kamu bahwa beberapa orang ditemukan meninggal dunia akibat henti jantung ketika melakukan aktivitas sehat ini? Kira-kira apa ya penyebabnya? Dan bagaimana langkah pencegahannya? Bagi yang ingin tahu, yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Apa yang dimaksud dengan henti jantung?
Serangan henti jantung atau sudden cardiac arrest terjadi ketika jantung kehilangan fungsinya secara mendadak. Kondisi itu disebabkan oleh gangguan listrik di jantung sehingga kerja jantung untuk memompa darah menjadi terganggu. Akibatnya, aliran darah ke tubuh pun terhenti.
Baca juga: Suka Sakit Perut Saat Lari? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Dilansir dari Halodoc, berbeda dengan serangan jantung, henti jantung dapat memicu gangguan listrik yang berujung berhentinya jantung secara mendadak. Tetapi, dua kondisi jantung yang berbeda ini saling berkaitan. Bagaimana tidak? Serangan jantung merupakan penyebab umum terjadinya henti jantung mendadak. Namun, kebanyakan serangan jantung tidak mengakibatkan henti jantung.
Selain itu, terdapat kondisi lainnya yang bisa menyebabkan henti jantung mendadak. Mulai dari penebalan otot jantung, gagal jantung, aritmia, hingga sindrom Q-T yang panjang.
Penyebab henti jantung saat berolahraga
Ketika berolahraga, hormon adrenalin akan diproduksi oleh tubuh. Hormon itu bisa merangsang denyut jantung menjadi lebih cepat. Jika olahraga yang dilakukan terlalu berat, maka hormon adrenalin akan membuat jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah.
Itulah alasan mengapa orang yang memiliki masalah jantung lebih rentan mengalami henti jantung saat berolahraga berat. Berdasarkan studi yang diterbitkan pada jurnal Circulation, kasus henti jantung dapat terjadi selama latihan dan sekitar satu jam usai olahraga dilakukan. Kendati demikian, angka kejadiannya cukup jarang. Terdapat jenis latihan umum yang menyebabkan henti jantung, yakni latihan di gym, lari, bersepeda, berenang, bermain bola basket, dan menari.
Selain itu, henti jantung juga dapat terjadi ketika tubuh mengalami dehidrasi. Sebab, kadar mineral seperti kalium dan magnesium menjadi sangat rendah ketika dehidrasi. Padahal mineral tersebut diperlukan untuk membantu saraf dan otot jantung bekerja berkat muatan listrik yang terkandung di dalamnya.
Bagaimana langkah pencegahannya?
Dilansir dari Hello Sehat, berikut tips-tips yang bisa kalian terapkan agar terhindar dari serangan henti jantung ketika berolahraga.
1. Pastikan badan dalam kondisi sehat
Energi dalam tubuh akan terkuras saat kita berolahraga. Untuk itu, pastikan badan kalian berada dalam kondisi yang fit dan sehat agar olahraga dapat dilakukan secara optimal. Sebaiknya, olahraga juga harus diimbangi dengan istirahat. Hal ini penting dilakukan agar tubuh tidak bekerja terlalu keras saat melalukan latihan.
2. Lakukan secara bertahap
Olahraga harus dilakukan secara bertahap. Dalam artian, mulailah melakukan aktivitas fisik ini dengan intensitas ringan. Perlu diketahui juga bahwa kalian tidak boleh berolahraga secara berlebihan, terutama bagi seorang pemula.
Baca juga: Ingin Badan Tetap Bugas selama Berpuasa? Yuk, Lakukan 5 Olahraga Ini
American College of Cardiology merekomendasikan untuk melakukan olahraga intensitas sedang maksimal 30 menit setiap hari dalam seminggu. Bila kalian sudah bisa melakukan kegiatan itu secara rutin, maka ke depannya kalian bisa menambahkan durasi olahraga secara perlahan.
3. Sesuaikan olahraga dengan kondisi tubuh
Bagi kalian yang memiliki riwayat penyakit jantung, pilihlah olahraga yang tidak memicu kambuhnya gejala penyakit jantung yang diderita. Jenis olahraga yang aman dilakukan oleh pasien penyakit jantung adalah jalan santai, bersepeda, hingga berenang. Jika kalian masih ragu, coba untuk konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis jantung. Sebab, pada kondisi tertentu, penderita penyakit jantung tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga sementara waktu.
4. Jangan lupa lakukan pemanasan dan pendinginan
Sebelum melakukan suatu kegiatan, kita harus melihat panduannya terlebih dahulu, termasuk berolahraga. Sebelum berolahraga, ada baiknya kita melakukan latihan pemanasan selama 5 hingga 10 menit. Kemudian, setelah olahraga kalian juga perlu melakukan pendinginan dengan durasi yang sama.
Pemanasan dan pendinginan ini dilakukan agar terhindar dari cedera otot sekaligus membantu mempersiapkan pernapasan jadi lebih cepat sebelum olahraga. Selain itu, giat tersebut juga bisa mengembalikan kecepan pernapasan ke irama normal.
5. Kenali gejala henti jantung
Ada baiknya kalian mengenali gejala henti jantung. Serangan henti jantung dapat dialami selama atau setelah olahraga dilakukan. Sehingga, jika kalian sudah familiar dengan gejala penyakit tersebut, maka kalian akan lebih cepat mendapatkan pertolongan awal.
Sebenarnya, henti jantung terjadi pada seseorang secara mendadak. Tetapi dalam beberapa kondisi, terdapat gejala yang timbul terlebih dahulu, seperti rasa tidak nyaman, nyeri dada, hingga sesak napas. Bila kalian mengalami gejala tersebut, cobalah untuk menghubungi pihak terkait untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.
(SYI)