Apakareba: Tahukah Anda, dari data resmi yang dirilis pada Juni 2021, total jumlah kelompok anak yang sudah terinfeksi covid-19 di Indonesia mencapai 250 ribu atau sekitar 12,6 persen dari total keseluruhan kasus yang tercatat.
Tidak semua kasus aktif tersebut bergejala berat dan kritis, ada juga kasus yang bergejala ringan atau bahkan tidak bergejala sama sekali (asimtomatik). Untuk anak yang bergejala ringan disarankan melakukan isolasi mandiri (isoman) agar orang lain tidak tertular.
Namun, bagaimana prosedur isoman untuk anak-anak? Apakah mereka tetap harus melakukan isoman sendiri?
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) anak yang bergejala ringan dan tidak bergejala perlu menjalani isolasi mandiri. Dihimpun dari berbagi sumber, berikut panduan lengkapnya:
1. Kriteria isolasi mandiri untuk anak-anak
IDAI telah menetapkan tujuh syarat isolasi mandiri untuk anak, diantaranya adalah:
-Tidak bergejala atau asimtomatik
-Bergejala ringan seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah, dan ruam
-Anak tetap aktif, bisa makan dan minum
-Menerapkan etika batuk
-Memantau gejala atau keluhan
-Melakukan pemeriksaan suhu tubuh dua kali sehari di pagi dan malam hari
-Lingkungan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik
Dalam kasus ini, orang tua tetap bisa mengasuh anak yang terkonfirmasi positif covid-19, asalkan mereka memiliki risiko rendah terhadap gejala berat covid-19.
Lebih baik jika ada anggota keluarga yang positif, maka bisa diisolasi dan diasuh bersama. Apabila orang tua negatif covid-19 dan terpaksa tidur satu ruangan, disarankan tidur di kasur terpisah dengan jarak 2 meter. Jangan lupa untuk tetap berikan dukungan psikologis pada anak Anda.
2. Segera persiapkan hal ini
Guna mendukung isolasi mandiri, orang tua perlu menyiapkan alat seperti termometer (pengukur suhu) dan oksimeter atau pulse oximetry (pengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi). Selain itu, siapkan obat-obatan seperti obat penurun demam, suplemen zinc, vitamin D3, dan vitamin C.
Penting untuk diketahui, takaran vitamin C yang tepat untuk anak usia 1-3 tahun adalah maksimal 400 mg per hari, 4-8 tahun maksimal 600 mg per hari, 9-13 tahun maksimal 1200 mg per hari, dan 14-18 tahun maksimal 1800 mg per hari. Tidak lupa, mengkonsumsi suplemen zinc sebanyak 20 mg per hari selama 14 hari.
Baca juga: 5 Tips Jalani Hari Senin Anda dengan Penuh Gairah
3. Kegiatan yang harus dilakukan
Saat menjalani isolasi mandiri, kegiatan yang harus diterapkan adalah memeriksa suhu tubuh dua kali sehari, memeriksa saturasi oksigen, memantau laju napas, memberi anak makanan bergizi, dan ASI (jika anak masih membutuhkannya).
Terkait pemakaian masker pada anak, berikut rekomendasi IDAI:
-Anak usia 2 tahun ke atas yang sudah bisa menggunakan dan melepaskan masker, dianjurkan memakai masker
-Masker harus terpasang tepat
-Masker tidak perlu digunakan saat anak tidur
-Berikan 'istirahat masker' jika anak berada di ruangan sendiri atau ada jarak 2 meter dari pengasuh
-Pengasuh yang berada di dalam ruangan yang sama harus menggunakan masker atau pelindung mata bila memungkinkan
Tidak lupa untuk mensterilkan ruangan dengan disinfektan. Pastikan rutin membersihkan area rumah yang sering disentuh seperti gagang pintu, toilet, wastafel, saklar, meja, dan kursi. Pembersihan dilakukan dengan cairan disinfektan khusus atau campuran air dan sabun.
4. Lekas bawa anak ke rumah sakit jika alami gejala ini
Pada umumnya gejala covid-19 pada anak adalah demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sakit kepala, mual, muntah, diare, lemas, dan sesak napas. Namun, orang tua harus segera membawa anak ke rumah sakit jika mengalami gejala seperti berikut:
-Napas cepat
-Anak terlalu banyak tidur
-Saturasi oksigen di bawah 95 persen
-Ada cekungan di dada dan hidung kembang-kempis
-Mata merah, ruam, dan leher bengkak
-Demam lebih dari 7 hari
-Tidak bisa makan dan minum
-Mata cekung
-Buang air kecil (BAK) berkurang
-Terjadi penurunan kesadaran
-Kejang
Lalu untuk pertanda selesainya isolasi mandiri, umumnya gejala akan hilang dalam waktu 14 hari. Dianjurkan melakukan pemeriksaan swab ulang 10-14 hari setelah hari pertama gejala muncul atau 10-14 hari semenjak swab pertama positif.
Namun, jika anak Anda bergejala berat atau kronis, umumnya masa penularan lebih lama dan hanya dokter yang berhak menentukan kapan isolasi mandiri selesai.
(NAI)