Apakareba: Seiring berjalannya waktu, persoalan ketimpangan gender dan peran perempuan menjadi bahasan yang empuk dalam setiap kesempatan. Terutama stigma dan stereotip yang sering kali dilempar pada perempuan.
Beragam pertanyaan senantiasa hadir, mulai dari persoalan besar hingga tetek bengeknya. Misalnya pertanyaan terkait pendidikan yang dijalani seorang perempuan, dan selalu menuai kalimat “Toh, juga berujung di dapur”.
Namun nyatanya, perlahan banyak masyarakat yang membuka mata terkait isu perempuan. Dimulai dengan langkah kecil untuk mendobrak segala ciri negatif yang menempel.
Seperti Nicoline Patricia Marlina, seorang fotografer andal yang memulai langkahnya dalam melebur semua stigma perempuan. Lewat Project Puan, Nicoline memiliki keinginan untuk bisa melihat indah dan luasnya ragam perempuan Indonesia.
"Diawali dari keinginan melihat indah dan luasnya ragam perempuan Indonesia dipresentasikan di media, dan kemudian dibantu dengan sepenuh hati oleh para sahabat tercinta, akhirnya Project Puan dimulai," mengutip tulisan di akun Instagramnya, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Ia membuat potret 100 perempuan dan diunggah melalui instagram @projectpuanid. Masing-masing dari mereka menuliskan kisah serta stigma yang selalu diterima.
"Potret ini merupakan panggilan untuk penerimaan dan penghargaan atas jiwa yang hebat, kuat, dan indah, yang ada di dalam diri kita masing-masing," tambahnya.
Salah satu dari banyaknya tokoh perempuan yang turut bersuara yakni perenang asal Indonesia, Anak Agung Istri Ratih Kania Atmaja. Ia mengisahkan dirinya yang dulu selalu diejek dan dibanding-bandingkan warna kulitnya.
"Tubuhku yang berotot yang selalu dibilang orang tidak feminin, membuat aku kuat dan mampu membawa nama negaraku Indonesia ke ajang internasional. Semua perempuan cantik," tuturnya
Melalui karyanya, Nicoline berharap agar semua perempuan menyadari dan ingat bahwa setiap dari mereka memiliki kecantikan luar biasa yang tak terbatas.
"Bahwa kita cukup, lebih dari cukup," tulisnya. (Raissa Oktaviani)
(RAI)