Apakareba: Sejak 24 Desember lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkatkan pemeriksaan sampel covid-19 hingga sekitar 4.000. Sebelumnya, pemeriksaan sampel hanya dilakukan setengahnya.
Hal ini menindaklanjuti adanya peningkatan kasus yang cukup signifikan di Sulsel setelah pelaksanaan kegiatan, seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020. Sebenarnya, peningkatan kasus ini tidak hanya diakibatkan dari klaster Pilkada 2020, tetapi beberapa kegiatan lainnya juga.
“Kenaikan kasus ini juga dibarengi dengan kenaikan (pemeriksaan) spesimen. Jadi spesimen kita juga naik dua kali lipat,” kata Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, Minggu, 27 Desember 2020, seperti dilansir dari Antara.
Semakin banyak kasus positif covid-19 yang ditemukan, maka semakin menurunkan angka penularan. Sehingga apabila pemeriksaan dilakukan secara masif, rantai penularan covid-19 dapat diputus.
Tercatat kasus baru covid-19 di Sulsel hingga Sabtu, 26 Desember 2020 mencapai 547 kasus menjadi 28.863 kasus dan yang sembuh sebanyak 504 orang menjadi 2.291 orang. Sementara yang meninggal sebanyak empat orang menjadi total 575 orang.
Nurdin juga mengakui bahwa saat ini Sulsel berada pada urutan kelima provinsi dengan risiko penularan yang tinggi di Indonesia. Apalagi dalam sepekan terakhir, rata-rata penambahan kasus baru di Sulsel di atas 500 kasus. Diperlukan upaya bersama dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19.
“Upaya kita memutus rantai ini dengan memperbanyak laboratorium dan spesimen,” tutur Nurdin.
Semoga upaya yang dilakukan oleh Pemprov Sulsel dapat menurunkan penularan covid-19 ya teman-teman! Jangan lupa menerapkan protokol kesehatan dengan 3M (mencuci tangan, memakasi masker, dan menjaga jarak) di mana pun kalian berada ya..
(SYI)