Apakareba: Kantor Pos Mamuju bertugas untuk menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) kepada keluarga penerima manfaat (KPM). Di Kabupaten Mamuju, terdapat 11.888 KPM yang mendapatkan alokasi BST. Sementara itu, terdapat 9.791 KPM terkena dampak gempa.
BST merupakan program bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) dengan memberikan uang tunai per KPM sebanyak Rp300 ribu. Pos Indonesialah yang mendapatkan mandat untuk menyalurkan BST ke seluruh Indonesia.
Dalam kasus ini, Kantor Pos Mamuju menghadapi tantangan besar untuk menyalurkan BST. Sebab, tidak sedikit para KPM yang mengungsi ke wilayah pegunungan. Untuk mempermudah penyaluran BST, Pos Indonesia bekerja sama dengan aparat setempat.
"Mereka (KPM) menyebar mencari tempat aman. Jadi kami bekerja sama dengan aparat setempat untuk mencari mereka dan kasih pemberitahuan melalui aparat untuk mengambil BST ke posko terdekat," kata Kepala Regional 10 Makasar Istiqomah Syariah yang akrab disapa Tika, saat dihubungi, Selasa, 23 Februari 2021. Kepala Regional 10 Makassar membawahi seluruh Kepala Kantor Pos seluruh Sulawesi dan Maluku, seperti dilansir dari Medcom.id.
Tantangan yang dihadapi bukan hanya itu saja. Kantor Pos Mamuju juga harus memerhatikan protokol kesehatan (prokes) dalam penyaluran BST. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerumunan yang bisa meningkatkan kasus covid-19.
Untuk mengantisipasinya, pihaknya melakukan penjadwalan dan melakukan penyabaran undangan agar para KPM datang tertib. Para KPM yang datang tidak pada waktunya diminta untuk kembali sesuai dengan jadwal yang ssudah ditentukan. Sementara, KPM yang tidak menggunakan APD masker, diminta supaya menggunakan masker dan bisa dilayani penyerahan BST.
"Pembayaran antrean juga harus menjaga jarak dan ada hand sanitizer. Kami juga bekerja sama dengan komunitas untuk proses penyaluran," ujar Tika.
Begitu pun dalam melayani penyandang disabilitas dan lanjut usia, Kantor Pos Mamuju sigap mengantarkan langsung ke rumah KPM.
Dalam membantu warga yang terdampak gempa, tak hanya dengan BST, Kantor Pos Mamuju juga turun memberikan bantuan untuk meringankan beban warga. Bantuan itu berupa bantuan pangan non tunai dan sembako.
Pelayanan diberikan melalui kantor pos dan kantor cabang pembantu. Meskipun ada beberapa kantor yang rusak juga akibat gempa, warga terdampak tetap mendapatkan bantuan secara maksimal.
"Kami tetap melakukan pelayanan dengan loket darurat. Banyak warga yang menerima kiriman dari luar, seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian. Kami, kantor pos harus memastikan agar barang kiriman tersebut dapat tersampaikan kepada warga," kata Tika.
Terlepas dari itu semua, aktivitas ekonomi warga secara perlahan mulai kembali berjalan. "Ekonomi rakyat sudah mulai kembali bergerak. Transaksi bisnis sudah mulai ada," jelasnya.
(SYI)