Apakareba: Nabi Muhammad SAW merupakan seorang nabi dan rasul terakhir dalam Islam. Ia meninggal dunia di Madinah pada Senin, 12 Rabiul Awal 11 Hijriah atau 8 Juni 632 Masehi.
Rasulullah wafat akibat demam tinggi yang dideritanya di usianya yang ke-62 tahun. Penyakit itu ia rasakan selama beberapa bulan setelah ia pulang dari Makkah untuk menunaikan ibadah Haji pertama dan terakhir kalinya.
Makam Rasulullah berlokasi di area Masjid Nabawi, Madinah. Sedikit orang yang tahu, tetapi makam Rasulullah sebenarnya terletak di kamar istrinya, Siti Aisyah. Di samping makam Rasulullah juga terdapat makam para sahabatnya, yakni Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khattab.
Terdapat pagar setinggi lima meter yang mengelilingi makam tersebut. Hal ini bertujuan agar makam tidak terlihat dari dalam masjid dan mencegah niat buruk seseorang terhadap makam Rasulullah.
Tetapi, apakah kamu tahu? Dengan pengamanan seperti itu, ternyata masih saja ada yang ingin mencuri jenazah Rasulullah lho. Dilansir dari berbagai sumber, berikut lima aksi pencurian terhadap jasad Rasulullah.
1. Pencurian yang dilakukan raja dari Daulah Fatimiyah
Kisah pencurian terhadap jasad Rasulullah yang pertama dilakukan pada masa al-Hakim Biamrillah al-‘Ubaidiy. Al-Hakim merupakan seorang raja dari Daulah Fatimiyah. Peristiwa itu tertuang dalam buku ‘Sejarah Masjid Nabawi as-Syarif’ yang ditulis Muhammad Ilyas Abdul Ghani.
Dalam bukunya, dituliskan bahwa sang raja sempat memeluk agama Islam. Sayangnya, kemudian ia menjadi zalim. Sang raja mendapatkan ide untuk mencuri jasad Rasulullah dari seseorang. Alasannya, dengan ia mencuri jasad Rasulullah, maka hal itu akan menarik perhatian dunia kepada negerinya. Sehingga, negerinya bisa menjadi pengganti Madinah dan banyak yang berkunjung ke sana.
Saat malam kejadian perencanaan pencurian, semua niat jahat itu pun kandas. Rencana itu menjadi gagal karena Allah SWT mengirimkan angin besar ke Madinah yang membuat bumi terguncang.
2. Masa Al-Hakim Biamrillah al-‘Ubaidiy bagian dua
Meski Al-Hakim sempat gagal ketika hendak mencuri makam Rasulullah. Hal itu tidak memberikannya efek jera, malah ia berinisiasi untuk melakukannya kembali.
Kali ini, ia menyuruh prajuritnya untuk memasuki Madinah. Rencana itu pun berjalan mulus karena prajurit Al-Hakim berhasil masuk ke Madinah dan mulai menggali tanah untuk membuat terowongan menuju makam Rasulullah.
Tetapi, rencana itu terpaksa gagal untuk kedua kalinya. Ketika ia sedang menggali tanah, terdengar seruan di tengah masyarakat Madinah, “Nabi kalian akan digali (kuburannya).”
Mendengar itu, masyarakat langsung merespons seruang itu. Mereka pun akhirnya menangkap basah prajurti al-Hakim yang tengah menggali terowongan. Ia pun langsung ditangkap dan diberikan hukuman. Sesungguhnya hanya pertolongan dari Allah yang dapat menghentikan niat jahat itu.
3. Niat buruk penguasa Eropa
Ternyata, tak hanya orang di sekitar Madinah yang ingin mencuri jasad Rasulullah. Tetapi, para penguasa Eropa pun berniat serupa. Sejarawan bernama Ali Hafidz dalam bukunya menuliskan para penguasa Eropa bersepakat untuk mencuri jasad Rasulullah ketika kondisi umat Islam sedang berkemah saat masa Perang Salib pada 1164 Masehi.
Mereka mengutus dua orang Eropa pada musim haji untuk mengeksekusi niat jahatnya tersebut. Kedua orang itu menyamar sebagai jemaah haji dari Andalusia.
Di Madinah, mereka mengintai terlebih dahulu kondisi sekitar.Setelah melakukan pengintaian, akhirnya mereka pun menyewa sebuah rumah yang berada di sekitar Masjid Nabawi.
Sama seperti prajurit al-Hakim, mereka juga menggali lubang dari dalam kamar yang disewa menuju makam Rasulullah. Aksi itu pun kembali digagalkan. Pertolongan Allah SWT hadir melalui seorang hamba-Nya yang shaleh, yakni sultan penguasa Mesir dan Syurian yang bernama Sulatan Nuruddin Mahmud bin Zanki.
Mahmud bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpi tersebut, ia juga ditunjukkan dua wajah orang Eropa tersebut. Lalu, Rasulullah berkata, “Wahai Mahmud, tolonglah aku dari dua orang ini.”
Singkat cerita, mimpi yang sama datang ketiga kalinya. Karena merasa ada yang janggal, keesekoan paginya, ia bercerita kepada para menterinya perihal mimpi tersebut.
Merasa ada yang tidak beres di Madinah, akhirnya sang sultan pun menuju ke Madinah dan membawa seribu pasukan serta harta yang dimilikinya.
Sesampainya di Madinah, ia langsung salat dan berziarah ke makam Rasulullah. Lalu, ia membagikan harta yang dimilikinya kepada penduduk dan peziarah yang berkumpul. Hal ini dilakukan dengan harapan ia dapat bertemu dengan dua orang Eropa yang wajahnya ia kenali dalam mimpinya tersebut.
Sayangnya, upaya itu gagal. Ia tidak melihat dua orang asing tersebut. Sang sultan pun akhirnya bertanya, “Apakah ada yang belum mendapatkan hadiah?”
Salah satu penduduk di sana pun menjawab bahwa ada dua orang jamaah haji yang belum mendapatkannya. Penduduk itu menceritakan bahwa dua orang asing itu saleh dan kaya. Sehingga, mereka dianggap tidak perlu mendapatkan hadiah atau sedekah.
Mendengar hal itu, Mahmud memerintahkan agar kedua orang itu menghadap dirinya. Ketika dilihat, ternyata dua orang tersebut mirip dengan yang ada di mimpinya.
Keduanya pun diinterogasi. Awalnya, mereka mengaku sebagai peziarah Muslim. Namun, jawabannya terdengar tidak yakin dan berbelit-belit.
Seiring waktu, akhirnya mereka pun mengaku sebagai tentara salib yang sedang melaksanakan tugas suci untuk mencuri jasad Rasulullah. Keduanya kemudian dihukum mati.
4. Kelompok perampok
Kalau sebelumnya pencurian terhadap jasad Rasulullah dibekali dengan rencana yang matang. Berbeda halnya dengan usaha keempat yang dilakukan oleh sejumlah perampok ini.
Saat itu sejumlah orang tersebut tengah mencuri dan merampok kalifah jamaah haji. Entah apa yang ada di pikirannya, tetapi kemudian mereka bertekad untuk menggali makam Rasulullah. Mereka pun terang-terangan mengatakan niatnya.
Ketika para perampok menuju ke Madinah dengan menggunakan kapal laut. Di situlah usahanya menjadi gagal. Allah mengirimkan pertolongan melalui kapal yang disiapkan dari Mesir al-Iskandariyah yang membuntuti para perampot tersebut. Kemudian, mereka pun menangkap serta memenjarakan sejumlah orang itu.
5. Sebanyak 40 orang hendak menggali makam sahabat Rasulullah
Terakhir, sebanyak 40 orang berniat untuk menggali makam Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khattab yang dimakamkan bersebalahan dengan Rasulullah. Usaha tersebut mereka lakukan pada pertengahan abad ke-7 Hijriah.
Puluhan orang tersebut berencana untuk menggali tanah di tengah malam. Tetapi, niat buruk itu pun kembali digagalkan Allah SWT melalui bumi yang terbelah menjadi dua. Alhasil, 40 orang itu terkubur di dalam bumi.
(SYI)