Apakareba: Penemuan drone di bawah laut oleh nelayan di Perairan Pulau Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, telah menimbulkan banyak pertanyaan. Menanggapi hal itu, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, menyebutkan bahwa drone yang diduga milik Cina itu digunakan untuk menggerakkan aktivitas intelijen.
Penemuan benda mirip rudal itu harus mendapatkan perhatian serius. Keberadaan drone itu tentunya harus diwaspadai oleh pemerintah.
“Itu mata-mata. Kamis sudah berkoordinasi dengan Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) VI (terkait penemuan drone itu),” ujarnya usai mengikuti rapat kerja pelaksanaan kegiatan anggaran 2021 dan evaluasi kegiatan 2020, Senin, 4 Januari 2021, seperti dilansir dari Republika.
Ia pun telah mengajukan protes kepada Pemerintah Cina terkait penemuan benda asing itu. Pihaknya telah membuat komplain nota diplomatik ke kedutaan besar Cina. Namun, Nurdin tidak menyebutkan secara spesifik siapa pemilik drone bawah laut atau seaglider tersebut.
Pihak TNI AL belum memastikan siapa pemiliki seaglider yang ditemukan di Kepulauan Selayar. Berdasarkan konferensi pers yang digelar pada Senin, 4 Januari 2021, Kepala Staf TNI Angakatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memberikan waktu satu bulan kepada Pushidrosal untuk meneliti lebih rinci seaglider itu.
Ada sejumlah negara yang memiliki seaglider dengan model yang ditemukan di Selayar. Namun, Analisis Keamanan Mmuhammad Fauzan mengatan seaglider itu sangat mirip dengan Unmanned Underwater Vehicle (UUV) Sea Wing Cina.
(SYI)