Apakareba: Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada Sabtu, 9 Januari 2021, membawakan duka mendalam bagi keluarga korban serta masyarakat Indonesia. Pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak itu diperkirakan jatuh di antara Pulau Laki dan Lancang.
Total pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang penumpang yang terdiri atas 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, dan 12 kru pesawat. Sampai saat ini, tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit (RS) Polri telah menerima 16 kantong jenazah berisi potongan tubuh penumpang Sriwijaya Air SJ-182.
Walaupun pesawat sudah dirancang seaman mungkin, terkadang masih bisa saja terjadi kecelakaan. Dilansir dari berbagai sumber, berikut deretan kecelakaan pesawat terparah Indonesia yang memakan banyak korban jiwa.
1. Garuda Indonesia Airbus A300-B4, 1997 (234 tewas)
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A300-B4 jatuh dan terbakar di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 26 September 1997. Pesawat dengan nomor penerbangan GA 152 itu membawa 222 penumpang dan 12 awak pesawat.
Warga negara asing juga tercatat sebagai penumpang di pesawat tersebut. Diketahui dua warga Inggris, satu warga Prancis, enam warga Malaysia, empat warga Jerman, dua warga Amerika Serikat, dan dua warga Kanada tewas dalam kecelakaan ini.
Hingga kini, peristiwa yang menewaskan 234 orang itu merupakan kecelakaan pesawat terburuk di Indonesia. Hal ini dikarenakan tingginya angka korban yang meninggal.
2. Lion Air JT-610, 2018 (189 tewas)
Pada 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 jatuh di lepas pantai Karawang, Jawa Barat. Akibat kecelakaan tersebut, sebanyak 189 orang yang terdiri atas 181 penumpang dan delapan awak pesawat dinyatakan meninggal dunia.
Pesawat dengan jenis Boeing 737 MAX 8 itu merupakan pesawat jenis baru asal Amerika Serikat. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan ada sembilan faktor penyebab kecelakaan pesawat itu. Secara garis besar penyebabnya adalah gabungan antara faktor mekanik, desain pesawat, kurangnya dokumentadi tentang sistem pesawat, kurangnya komunikasi dan kontrol manual antara pilot dengan kopilot beserta distraksi dalam kokpit.
3. Air Asia QZ8501, 2014 (162 tewas)
Berikutnya, kasus kecelakaan yang menimpa pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ8501. Pesawat dengan rute Surabaya-Singapura itu jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada 28 Desember 2012.
Berdasarkan hasil penyelidikan KNKT, pesawat sudah empat kali mengalami gangguan sebelum akhirnya jatuh. Tidak ada korban selamat dalam kejadian ini. Sebanyak 162 orang yang terdiri atas 154 penumpang dan delapan awak pesawat dinyatakan tewas.
4. Silk Air 185, 1997 (104 tewas)
Pesawat Silk Air dengan nomor penerbangan 185 terjatuh di Sungai Musi, Palembang, pada 19 Desember 1997. Kecelakaan ini terjadi sekitar tiga bulan pascakecelakaan Garuda Indonesia di Desa Buah Nabar. Akibat peristiwa itu, sebanyak 104 jiwa melayang.
Pesawat dengan rute Jakarta-Singapura ini terjatuh setelah pesawat secara mendadak menurunkan ketinggian terbang. Berdasarkan hasil penyelidikan, pilot sengaja bunuh diri dengan menjatuhkan pesawat yang dikemudikannya. Pilot yang menerbangkan pesawat itu diketahui mengalami berbagai permasalahan terkait pekerjaan dan ekonomi.
5. Adam Air KI-574, 2007 (102 tewas)
Selanjutnya, pesawat Adam Air dengan nomor penerbangan KI-574 mengalami kecelakaan di sekitar Selat Makassar pada 28 Agustus 2007. Pesawat dengan rute Surabaya-Manado ini mengangkut 102 penumpang yang terdiri atas 96 penumpang dan enam awak pesawat.
Kecelakaan ini terjadi akibat cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu sistem navigasi inersia (IRS), dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat. Hal ini disampaikan oleh KNKT setelah dilakukan penyelidikan.
Sampai saat ini, jasad seluruh penumpang dan bangkai pesawat belum ditemukan. Bahkan, pada saat itu, pemerintah sempat mengadakan sayembara bagi siapa pun yang bisa menemukan bangkai pesawat beserta para penumpangnya.
6. Mandala Airlines RI 091, 2005 (100 tewas)
Terakhir, Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI 091 mengalami kecelakaan di Sumatra Utara pada 2005. Pesawat berjenis Boeing 737-200 itu gagal mengudara saat take off dari Bandara Polonia, Medan.
Pesawat itu pun melewati pagar batas bandara dan menabrak permukiman penduduk yang ada di sebelahnya. Akibatnya kejadian ini, 100 orang penumpang beserta awak pesawat tewas. Sebanyak 41 masyarakat sipil juga meninggal akibat tertabrak. Sebanyak 17 penumpang pesawat dilaporkan selamat.
(SYI)