Apakareba: Tidak ada satupun orang di dunia ini yang menginginkan dirinya sakit dan terkena malapetaka. Meski bisa dicegah, setiap dari kita pada akhirnya pasti akan jatuh sakit. Ketika waktu itu tiba, ada baiknya kita berusaha untuk bangkit kembali, bukannya mengeluh.
Tak jarang, suatu hal yang kita pikir negatif ternyata malah membawakan dampak positif, begitu pun sebaliknya. Seperti ketika seseorang terkena penyakit, bukan berarti ia merasakan sakitnya saja, melainkan ia juga mendapat penawar dari perbuatan dosa yang pernah dilakukan.
Sakit sebagai penggugur dosa
Tidak selamanya orang diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Bahkan, Nabi Muhammad SAW pun semasa hidupnya pernah merasakan sakit. Perlu dicatat, penyakit juga tidak memandang usia maupun akhlak. Untuk itu, kita sebagai umat Islam yang beriman sebaiknya menjalani segala ujian dengan bersabar dan berikhtiar.
Baca juga: Jangan Sembarangan Beli, Ini Kriteria Hewan Kurban yang Wajib Diketahui!
Dilansir dari Muslim.or.id, penyakit merupakan bentuk pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan seseorang dengan hati, pendengaran, hingga penglihatan. Tak jarang, penyakit itu juga merupakan hukuman dosa yang pernah dilakukan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Surat Asy-Syura ayat 30 yang berbunyi:
“Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” (HR Muslim)
Sakit menjauhkan orang mukmin dari api neraka
Dalam Islam, kita diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi ujian maupun cobaan. Seperti halnya ketika sakit, sebaiknya kita bersabar dan berdoa agar segera diangkat penyakitnya bukannya malah mencaci makinya. Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut.
“Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.” (HR Muslim)
Atas dasar tersebut, jangan sampai kalian berburuk sangka pada Allah SWT atas penyakit yang diderita. Sambutlah musibah itu dengan baik karena sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api neraka.” (HR Al Bazzar)
Deretan dalil tentang sakit sebagai penggugur dosa
Seperti yang telah dijabarkan di atas, penyakit hadir dalam diri seseorang tidak hanya sebagai cobaan, melainkan merupakan bentuk pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan seseorang. Adapun beberapa dalil yang membahas hal tersebut:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari nomor 5660 dan Muslim nomor 2571)
Baca juga: Tiga Kali Tidak Salat Jumat, Apakah Saya Menjadi Kafir?
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya.” (HR Bukhari nomor 5641)
“Bencana senantiasa menimpa orang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak ada kesalahan pada dirinya.” (HR. Tirmidzi no. 2399, Ahmad II/450, Al-Hakim I/346 dan IV/314, Ibnu Hibban no. 697, disahihkan Syeikh Albani dalam kitab Mawaaridizh Zham-aan no. 576)
"Sesungguhnya Allah benar-benar akan menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga ia menghapuskan setiap dosa darinya.” (HR. Al-Hakim I/348, disahihkan Syeikh Albani dalam kitab Shohih Jamiis Shoghirno.1870)
(SYI)