Apakareba: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan bawa efikasi vaksin CoronaVac produksi Sinovac di Indonesia sebesar 65,3 persen. Angka itu didapatkan berdasarkan hasil analisis terhadap efikasi vaksin CoronaVac dari uji klinis tahap tiga yang diselenggarakan oleh PT Bio Farma di Bandung.
“Hasil tersebut sudah sesuai dengan persyaratan World Health Organization (WHO). Minimal efikasi vaksin adalah 50 persen,” kata Kepala BPOM Penny K Lukito pada konferensi pers pada Senin, 11 Januari 2020.
Artinya, vaksin asal Tiongkok itu mampu menurunkan kasus covid-19 hingga 65,3 persen. Penurunan angka kejadian covid-19 dengan vaksin tersebut dipercaya akan sangat berarti dalam upaya memerangi pandemi ini.
Pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap data mutu vaksin. Hal ini mencakup pengawasan mulai dari bahan baku, proses pembuatan, hingga produk jadi vaksin sesuai dengan standar penilaian mutu vaksin yang berlaku secara internasional.
“Salah satunya melalui inspeksi langsung ke sarana produksi vaksin CoronoVac, yaitu fasilitas Sinovac Life Science di Beijing pada akhir Oktober 2020,” jelasnya.
BPOM melalui Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (P3OMN) juga akan memastikan mutu dari setiap batch pengiriman vaksin yang tiba di Indonesia. Pengujian dilakukan oleh P3OMN untuk menerbitkan lot release untuk setiap batch vaksin.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Sinovac pada Senin, 11 Januari 2021. Keputusan ini diambil berdasarkan rekomendasi yang diterima oleh BPOM dari beberapa pihak, seperti Komite Nasional Penilai Obat, Indonesian Technical Advisory Group (ITAGI), dan ahli epidemiologi.
(SYI)