Apakareba: Seorang gadis bernama Kristina, asal Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, gagal menjadi petugas pasukan pengibar bendera (paskibra) di Jakarta. Batalnya kepergian Kristina lantaran hasil tes PCR-nya positif.
Melihat peristiwa itu, pihak keluarga merasa ada kejanggalan. Sang kakak, Melkisedek Takatio, lewat akun Facebooknya membuat surat terbuka dan menjelaskan kronologi kejadian yang dialami adik sepupunya.
Isi surat tersebut ditunjukkan kepada Presiden Joko Widodo dengan melampirkan foto Kristina. Ia menjelaskan bahwa tujuan keberangkatan Kristina ke istana untuk menjadi paskibra pada HUT ke-76 RI bulan Agustus mendatang.
Melkisedek menjelaskan setelah adiknya dinyatakan positif, ia dilepaskan begitu saja dari Mamuju naik mobil ke Mamasa tanpa tindakan apa pun.
"Yang janggal, adik kami ini calon utusan utama dan ada cadangan dari Pasangkayu. Tapi kenapa yang berangkat adalah anak dari Mamasa, bukan yang cadangan tadi," tulisnya.
Sang kakak juga menyebut adiknya ditawari menjadi paskibra provinsi dan bebas memilih peran.
Baca: Khofifah Jadi Alasan Warga di Bawean Mau Divaksin Covid-19
"Adik kami ditawari jadi paskibra provinsi dan bebas pilih peran apa saja termasuk jadi pembawa baki. Pertanyaannya, kalau benar hasil tes PCR-nya positif, kok bisa ya jadi paskibra di provinsi?"
Bahkan usai pulang dari Mamuju, Kristina berinisiatif melakukan tes PCR ulang dan memperoleh hasil negatif. Melkisedek sampai memohon keadilan agar kejanggalan yang ditemukan oleh pihaknya dapat terjawab. (Raissa Oktaviani)
(RAI)