Apakareba: Pernahkah Anda mendengar filosofi stoikisme? Filosofi ini merupakan salah satu filsafat kuno yang masih sangat relevan sampai saat ini. Banyak yang beranggapan, jika Anda menerapkan prinsip dari stoikisme, hidup Anda akan lebih tenang, bahagia dan bersahaja lho.
Penasaran? Berikut rangkuman penjelasannya.
Apa itu stoikisme?
Stoikisme atau lebih dikenal filosofi teras adalah filosofi yang menyarankan Anda untuk tidak perlu khawatir tentang hal-hal di luar kendali Anda. Mengapa begitu?
Sebab dalam falsafah ajaran ini, segala sesuatu dalam hidup dapat dibagi menjadi dua kategori. Pertama yaitu yang ada dalam kendali kita dan terserah pada diri kita. Kedua untuk hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan.
Penjelasan sederhananya kita hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam kendali kita yakni pikiran dan tindakan kita sendiri. Apapun di luar dua hal ini adalah hal eksternal di luar kendali kita.
Karena itu, yang kita bisa kendalikan hanya penilaian kita terhadap hal-hal eksternal ini. Hal eksternal yang dimaksud adalah semua peristiwa, situasi, dan tindakan atau perilaku orang lain terhadap kita.
Sejarah stoikisme
Sejarahnya, stoikisme muncul pada zaman Yunani dan Romawi kuno, ditemukan oleh filsuf Yunani Zeno dan dikembangkan sederet filsuf Romawi seperti Seneca, Epictetus dan Marcus Aurelius.
Selama ratusan tahun, pola pikir ini populer baik di kalangan budak maupun aristokrat. Mereka menganggap filosofi ini sangat berguna dalam keseharian karena mengajarkan mereka cara untuk tetap tenang terutama ketika menghadapi situasi sulit yang tidak terduga.
Speak less, act more!
Dilansir dari Great Mind, adapun contoh situasi yang bisa kita lihat dari lensa stoikisme sebagai berikut:
Dalam dunia kerja misalnya. Anda berharap dapat promosi, dari cara pandang stoikisme yang ada dalam kendali Anda adalah kualitas kerja, waktu dan usaha yang Anda kerahkan untuk mencapai kinerja yang bagus dan hasil yang harapannya maksimal. Anda juga bisa memastikan bahwa kinerja dan hasil ini terlihat oleh mereka yang punya wewenang memberikan Anda promosi.
Sedangkan untuk hal yang tidak dalam kendali Anda di situasi ini adalah apakah atasan Anda akan memilih Anda untuk dipromosikan. Banyak faktor mempengaruhi keputusan ini, faktor di luar kendali kita.
Biasanya semakin Anda mencoba mengendalikan apa yang di luar kendali, semakin frustrasi, kecewa atau bahkan sakit hati ketika yang terjadi di luar harapan Anda. Betul bukan?
Speak less, act more. Itulah perumpamaan yang tepat untuk menggambarkan kaum stoa (panggilan untuk orang yang menjalankan filosofi ini). Sebab mereka tidak akan membuang waktu dan energi untuk adu mulut meyakinkan orang lain bahwa dia orang baik.
Stoa lebih menunjukkan melalui tindakan-tindakan yang selaras dengan kebajikan secara konsisten dalam kesehariannya.
Itulah informasi mengenai filosofi stoikisme. Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk menjadi kaum stoa? Tentu akan sangat relevan jika diaplikasikan di masa sekarang ini.
Baca juga: 5 Tips Atasi Stres di Tengah Pandemi agar Tetap Waras
(NAI)