Kemenkes: Mutasi N439K Bukan Varian Baru

ilustrasi/Medcom.id ilustrasi/Medcom.id
 Apakareba: Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan mutasi N439K lebih dulu ditemukan dibandingkan varian B117. Varian N439K disebut bukan mutasi berbahaya.

"Ini sebenarnya mutasi single, hanya ada satu mutasi pada jenis varian ini. Jenis varian ini bukan yang diminta oleh WHO (organisasi kesehatan dunia) untuk mendapat perhatian khusus," kata Nadia lewat keterangan tertulis, Sabtu, 13 Maret 2021.

Pemerintah menduga sudah ada berbagai varian covid-19 masuk ke Indonesia, seperti D614G, B117, dan N439K. Menurut dia, mutasi virus yang mendapat perhatian khusus yakni B117, B135, dan P1.

Nadia menyebut varian N439K sama dengan D614G. Varian N439K memiliki sifat resisten terhadap antibodi. Kemenkes, kata dia, meyakini WHO akan melakukan kajian mendalam terkait mutasi varian tersebut.  

"Apakah kemudian virus ini jadi salah satu yang memang perlu mendapat perhatian khusus atau tidak," kata dia.

Nadia menyebut belum ada data lengkap mengenai tingkat keparahan penyakit dari varian N439K itu. Namun, varian virus ini disebut dapat melekat lebih kuat di sel-sel tubuh manusia.  

"Tapi itu di dalam suatu uji coba melihatnya. Artinya memang baru satu jurnal yang mengatakan ini dan kita belum mendengar lebih lanjut dari WHO seperti apa," ungkap Nadia.

Dia mengatakan, WHO akan mengumumkan perihal mutasi virus setelah mengantongi sejumlah kajian ahli yang berasal dari berbagai negara. Meski begitu, Nadia memastikan pemerintah selalu mewaspadai penyebaran mutasi virus korona tersebut.

"Mutasi selalu dipantau oleh pemerintah, karena memang kita tahu bahwa mutasi itu selalu terjadi, dan memang itu karakter dari virusnya. Sejak awal pandemi covid-19 sudah disampaikan bahwa memang negara harus memerhatikan terkait mutasi-mutasi virus ini," imbuhnya.

Dia mengatakan masyarakat dapat mencegah penyebaran covid-19 jenis apapun dengan tetap disiplin protokol kesehatan 5M. yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.

"Kalau kita merasakan gejala-gejala, untuk segera memeriksakan diri. Ditambah tentunya vaksin yang saat ini merupakan salah satu yang bisa membantu kita melawan (covid-19)," kata Nadia.

(CIA)

Berita Lainnya