Makassar: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan (Sulsel) menargetkan penurunan stunting 14 persen pada 2024. Pihaknya berupaya mengatasi stunting dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pendamping.
"Sejumlah upaya telah dilakukan BKKBN. Salah satunya dengan memperkuat kapasitas Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang telah terbentuk di seluruh wilayah Indonesia," jelas Kepala BKKBN Sulsel, Andi Rita Mariani, demikian dilansir dari Antara, Selasa, 5 April 2022.
Baca: Sulsel Fokus Cegah Stunting di 240 Desa
Rita mengatakan stunting merupakan masalah lintas sektor dan penanganannya juga harus dilakukan secara kolaboratif. Sebanyak 20.046 TPK se-Sulawesi Selatan akan dilatih sesuai petunjuk dari Pusdiklat BKKBN.
“TPK nantinya akan bertugas memberikan edukasi, sosialisasi dan skrining pencegahan stunting pada empat kelompok sasaran. Yaitu, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan balita khususnya anak di bawah dua tahun,” terang Rita.
Menurut dia, keempat kelompok sasaran tersebut merupakan kelompok paling berisiko mengalami kasus stunting. Nantinya, TPK akan bertugas mendata dan melakukan pendampingan pada kelompok sasaran yang dituju.
Baca: Upaya Pencegahan Stunting, Dinkes Sulsel Rekrut Tenaga Pendamping Gizi
"TPK juga bertugas memfasilitasi kelompok sasaran untuk mendapatkan pelayanan rujukan dan pemberian bantuan sosial sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan keluarga,” pungkas Rita.
Rita berharap kehadiran TPK dapat meningkatkan kepedulian dan kesadaran keluarga akan risiko stunting pada anak. Sehingga, dapat dilakukan langkah antisipasi, meminimalisir dan mencegah terjadinya stunting.
(UWA)