Makassar : Dinas Peternakan Sulawesi Selatan melansir data kasus penyakit rabies dengan tren temuan yang terus meningkat pada hewan dari tahun ke tahun.
Kasus penyakit rabies pada 2020 ada 61 kasus, 2021 naik menjadi 77 kasus dan 2022 juga mengalami peningkatan jadi 81 kasus. Sementara selama 2023 ditemukan 13 kasus.
Kepala Dinas Peternakan Sulsel Nurlina Saking menyebut bahwa vaksin baru menjangkau hewan peliharaan, tidak pada anjing liar.
"Kalau rabies kita sudah siapkan vaksin. Itu rutin kita lakukan," ujar Nurlina mengutip Antaranews, Jumat,23 Juni 2023.
Dinas Peternakan setempat memiliki persediaan vaksin 50.000 yang telah dibagi ke 24 kabupaten/kota setiap tahunnya. Nurlina menyebut bahwa vaksin rabies lebih mudah dilakukan di Kabupaten Toraja dan Toraja Utara karena anjing hidup dalam lingkungan keluarga.
Nurlina menjelaskan, anjing peliharaan atau yang dimanfaatkan menjaga kebun dan hutan harus rutin melakukan vaksin.
"Sebab jika tergigit kelelawar di hutan, bisa saja dia membawa rabies. Tapi makhluk hidup kalau terkena rabies pasti mati," kata Nurlina.
Dinas Kesehatan Sulsel mencatat kasus kematian pada manusia akibat rabies di Sulawesi Selatan sebanyak tujuh orang selama 2023.Sebanyak tujuh kasus kematian akibat rabies terjadi di masing-masing daerah yaitu satu di Sinjai, dua di Soppeng, tiga di Toraja Utara dan terbaru terjadi satu kasus kematian di Kabupaten Gowa, Rabu,21 Juni 2023.
Tak hanya anjing, kasus rabies juga terjadi pada kucing. Namun, vaksinasi pada kucing lebih terkendali. Upaya lainnya yakni pengendalian populasi kucing dengan melakukan klasterasi untuk jantannya sehingga tidak kawin, sedangkan kucing betina ditutup rahimnya.
(SUR)