Presiden Joko Widodo mengaku menelepon Presiden Federation Internationale de Football Association (FIFA) Giovanni Vincenzo Infantino pada Senin, 3 Oktober 2022. Kepala Negara berinisiatif untuk membahas tragedi di Stadion Kanjuruhan.
“Hari Senin malam saya telah telepon langsung, berbicara langsung, dengan Presiden FIFA Gianni Infantino berbicara banyak mengenai tragedi di Stadion Kanjuruhan,” kata Jokowi dilansir dari Antara, Rabu, 5 Oktober 2022.
Jokowi mengaku telah menyampaikan fakta yang menewaskan sekitar 129 penonton. Sebab, kejadian ini bisa berbuntut sanksi dari FIFA sepert pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah dunia U-20 2023.
Namun, Jokowi menyebut keputusan sepenuhnya berada di tangan FIFA. “Berbicara banyak, tapi keputusan apapun adalah kewenangan di FIFA,” kata Jokowi.
Jokowi meninjau langsung penanganan korban Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, pada, Rabu, 2 Oktober 2022. Sebelumnya, Jokowi juga telah memerintahkan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo untuk menginvestigasi dan mengusut tuntas kasus tersebut.
Ia juga meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali dan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan untuk mengevaluasi pelaksanaan pertandingan. Untuk itu, ia memerintahkan pertandingan Liga 1 dihentikan sementara.
"Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di Tanah Air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang," tutur dia.
Diketahui, Tragedi Kanjuruhan menjadi kerusuhan sepak bola terparah kedua dengan jumlah korban tewas sebanyak 131 orang dan jumlah korban luka sebanyak 330 orang. Sementara di urutan pertama adalah tragedi di Estadio Nacional Disaster, Lima, Peru, pada 24 Mei 1964 yang menewaskan 328 korban jiwa.
BACA: Pasca Tragedi Kanjuruhan, Jokowi Minta Liga 1 Disetop
(SUR)