Apakareba: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan bersama dengan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan menjadwalkan lima strategi. Tujuannya, untuk mendorong Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI).
“Kelima agenda ini menjadi strategi dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting yang menjadi agenda nasional,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Sulawesi Selatan , Hj Andi Mirna, dilansir dari Antaranews.com, Kamis, 25 Agustus 2022.
Mirna dalam kegiatan Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan mengungkapkan bahwa kelima agenda tematik tersebut adalah Audit Kasus Stunting, Mini Lokakarya, Rembuk Stunting, Elsimil, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Hal itu juga mendapatkan dukungan dari Tim Ahli Gizi Universitas Hasanuddin, Prof Dr A Razak Thaha, M.Sc, SpGK yang ikut hadir pada rapat koordinasi tersebut. Ia menyebutkan bahwa semua institusi serta masyarakat harus bersinergi dan berkolaborasi guna mendorong percepatan penurunan stunting di lapangan. Hal itu mengingatkan pada faktor risiko stunting pada usia 6 – 23 bulan, di mana sangat rentan dengan permasalahan gizi.
Oleh sebab itu, pengetahuan akan gizi bagi keluarga merupakan hal yang penting sekali. Tujuannya, agar anak-anaknya tidak kekurangan gizi yang dapat menyebabkan terjadinya stunting. Termasuk pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayi yang baru lahir sampai selesai masa disapih seperti yang diajarkan dalam ajaran agama Islam.
BACA: Pemkot Makassar Targetkan Nol Stunting Pada 2024
(SUR)