Makassar: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggencarkan sosialisasi kesehatan reproduksi di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Tujuannya, untuk mendukung penurunan angka prevalensi stunting.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Riitamariani, mengatakan, sosialisasi ini penting dilakukan. Agar wawasan untuk menjaga kesehatan dan mengetahui gizi seimbang dapat mendukung kesehatan reproduksi.
Dengan pengetahuan dan pemahaman kesehatan reproduksi itu, diharapkan masyarakat dapat menekan kasus stunting. Beberapa indikator adanya gejala stunting yakni, tumbuh kembang anak menjadi lambat, lebih pendek dari pertumbuhan anak pada umumnya dan lambat menangkap pelajaran.
BACA: 9 Kebiasaan Menjaga Kebersihan Anak yang Wajib Diajarkan Sejak Dini
Akhir pekan lalu, BKKBN Sulsel bersama perguruan tinggi telah melakukan sosialisasi kesehatan reproduksi untuk warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Makassar dan Lapas Parepare. Termasuk melakukan penyuluhan terkait pola hidup dan bersih sehat (PHBS) berkoordinasi dengan pihak RS Pelamonia, Makassar.
Andi menambahkan, untuk konsultasi keluarga terkait psikologi keluarga, pihaknya bekerjasama dengan lembaga keluarga alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Sulsel.
Diketahui, kasus prevalensi stunting di Indonesia pada 2019 mencapai 27,7 persen dan pada 2021 turun menjadi 24,4 persen. Ia berharap dengan adanya sosialisasi ini dapat membantu menurunkan angka prevalensi stunting pada 2024 mendatang.
"Diharapkan ke depan dapat mencapai target penurunan angka prevalensi stunting 14 persen pada 2024 sesuai target pemerintah," harap Andi seperti dikutip dari Antara, Rabu, 9 Februari 2022. (Monique Handa Shafira)
(UWA)