Apakareba: Pandemi covid-19 di Indonesia sudah berlangsung hampir satu tahun. Dalam perjalanan panjang melawan covid-19, banyak fase kehidupan yang dilalui setiap orang dan tidak semuanya baik.
Kabar buruknya, berbagai krisis muncul saat wabah penyakit ini melanda dunia. Mulai dari krisis kesehatan, ekonomi, pendidikan, hingga sosial.
Sejumlah masyarakat pun merasa khawatir setiap membuka berita. Mereka seperti menebak-nebak berita buruk apalagi yang akan didengarnya pada hari ini. Belum lagi, setiap harinya kita semua diperlihatkan dengan angka covid-19 yang fluktuatif. Sehingga, sebagai manusia yang kuat kita hanya bisa optimistis bahwa selalu ada harapan yang bisa digenggam.
Dengan dunia yang terasa semakin ‘sempit’ karena kita semua dianjurkan untuk membatasi mobilisasi dan kontak tatap muka dengan orang lain, tentunya hidup terasa lebih monoton. Tetapi, jangan biarkan kondisi ini juga membatasi cara berpikir dan kreativitas kalian. Dilansir dari Harvard Business Review, berikut lima strategi yang bisa dilakukan untuk memperluan pandangan dan meningkatkan kreativitas kalian menurut pembicara dan pelatih transisi karie eksekutif, Susan Peppercorn.
1. Manfaatkan emosi negatif
Sejumlah psikolog dan ilmuwan otak membuktikan bahwa emosi negatif dapat menjadi komponen penting dari perangkat emosional kita. Ternyata, kemarahan yang biasanya kita konotasikan sebagai energi negatif, dapat menjadi kekuatan yang memotivasi kita dalam menggapai tujuan.
Dalam praktik pembinaan eksekutif yang dilakukan Susan, ia melihat secara langsung bagaimana kemarahan dan frustasi atas pandemi dapat memotivasi kliennya. Kondisi tersebut mendorong kliennya untuk menjauh dari gaji besar dan beralih ke upaya yang lebih kreatif.
Susan mencontohkan salah satu kliennya, yakni Dr Susan Abookire. Ia adalah seorang kepala petugas medis di sebuah rumah sakit dengan gaji yang lumayan. Baru-baru ini, ia meninggalkan perannya untuk membuka program pelatihan dokter baru dengan kurikulum yang inovatif.
“Saya yakin pandemi telah mendukung kreativitas saya dengan menghilangkan gangguan yang mengalihkan fokus saya. Tentunya, hal ini didukung dengan cara yang kacau dan menguras tenaga,” kata Dr Susan Abookire.
2. Lampiaskan ekspresi kalian
Penelitian menunjukkan bahwa mengekspresikan diri melalui seni dapat meredamkan stres dan kecemasan, bahkan meningkatkan kesehatan. Sebelum covid-19 melanda, salah satu klien Susan yang bernama Julia memutuskan untuk mendaftar ke kelas acting improvisasi untuk membantunya mengelola stres.
Setelah covid-19 muncul, Julia secara tak terduga didorong ke dalam peran CEO sementara. Dalam peran itu, ia menemukan bahwa kelas yang dihadirinya secara virtual itu membantunya menemukan solusi untuk masalah yang tak terduga.
Misalnya, improvisasi membantunya untuk menyesuaikan diri dengan sinyal nonverbal. Bukan melalui kata-kata saja, tetapi juga subteks dan niat.
Selain Julia, klien Susan lainnya juga memutuskan untuk mempelajari ukulele untuk menghabiskan waktu luangnya karena tidak bisa bepergian. Keputusan itu telah membantunya memasuki komunitas baru dan mendapatkan pengalaman yang baru.
3. Tempatkan diri ke kondisi yang mengalir
Sejumlah orang pasti pernah merasa terlarut dalam suatu aktivitas, sampai-sampai kehilangan semua waktu yang dimiliki. Apabila kalian pernah merasakan itu, berarti kalian pernah mengalami kondisi mental yang dikenal sebagai ‘flow’. Seorang psikolog bernama Mihaly Csikszentmihalyi mendefinisikan flow sebagai ‘sepenuhnya terlibat dalam suatu aktivitas demi aktivitasnya sendiri’.
Penelitian yang dilakukan oleh Harvard, Prof Teresa Amabile menunjukkan bahwa orang yang mengalami flow melaporkan tingkat kreativitas, produktivitas, dan kebahagiaan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa flow tidak hanya meningkatkan kreativitas pada saat itu, tetapi juga meningkatkannya dalam jangka panjang. Dengan kata lain, berada dalam arus melatih kita untuk lebih kreatif.
Jadi, ketika pandemi covid-19 ini memberikan waktu luang yang berlebih kepada kalian, cobalah untuk memanfaatkan itu. Salah satu pilihan aktivitas yang direkomendasikan oleh Giorgia Lupi dalam bukunya ‘OBSERVE, COLLECT, DRAW!’ adalah membuat film dokumenter pribadi kehidupan sehari-hari kalian.
4. Perluas jaringan
Orang tua kalian pasti pernah berpesan untuk memperluas jaringan agar dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah. Hal ini pun dibuktikan oleh penelitian. Penelitian menunjukkan bahwa jaringan yang beragam dapat meningkatkan kreativitas dan keanekaragaman pengetahuan seseorang.
Meskipun pandemi covid-19 memaksa kita untuk tetap di rumah dan tidka bepergian, kita masih dapat membangun jaringan secara virtual. Misalnya, Susan membantu membentuk dan menjadi bagian dari kelompok wirausaha wanita Mastermind yang bertemu dua kali seminggu melalui aplikasi Zoom. Di situ, para wirausaha berkumpul dengan keterampilan yang beragam dan berharap forum tersebut dapat memotivasi mereka dalam meningkatkan bisnisnya.
5. Habiskan waktu di alam terbuka
Sebuah studi psikologis menunjukkan bahwa menghabiskan waktu berkualitas di alam dapat meningkatkan potensi kreatif seseorang. Penelitian dilakukan dengan menghadirkan 56 orang yang melakukan perjalanan lintas alam dan mengisi penilaian yang mengukur potensi kreatif dengan menggunakan asosiasi kata.
Sebanyak 24 orang mengikuti tes sebelum mereka memulai perjalanan. Sementara, 32 orang lainnya melakukan tes pada hari keempat. Mereka yang berada dalam kelompok terakhir berkinerja lebih baik. Dari situ, peneliti akhirnya menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam dapat meningkatkan skor tes kreativitas hingga 50 persen.
Itulah lima tips yang bisa dilakukan untuk tetap kreatif selama pandemi covid-19. Jangan biarkan covid-19 melahap semua kreativitas dan inovasi-inovasi yang kalian miliki ya! Semoga kelima strategi yang telah dijabarkan di atas dapat membantu kalian untuk terus berusaha..
(SYI)