Apakareba: Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah membuat kesepakatan bilateral dengan empat perusahaan terkait vaksin covid-19. Merek vaksin yang akan digunakan oleh Indonesia adalah Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan Pfizer.
Apabila Indonesia ingin menciptakan herdy immunity pada kelompok orang di atas 18 tahun, maka saat ini terdapat 181 juta dari 269 juta rakyat Indonesia yang harus divaksin. Jumlah tersebut sudah dikurangi dengan orang yang pernah terpapar covid-19, memiliki komorbid, dan juga ibu hamil.
“Dengan memperhitungkan bahwa satu orang membutuhkan dua dosis vaksin dan memperhitungkan guideline dari World Health Organization (WHO) bahwa kita mempersiapkan 15 persen untuk cadangan maka total vaksin yang dibutuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers yang disiarkan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden pada 29 Desember 2020.
Pihaknya mengklaim sudah menandatangi kontrak dengan Sinovac untuk 125 juta dosis vaksin dan terdapat opsi untuk menambahkan jumlah ke depannya. Tanda tangan kontrak dengan Novavax juga sudah dilakukan untuk 130 juta vaksin dan ada porsi opsinya.
Sementara untuk AstraZeneca, pihaknya akan segera menandatangani kontrak untuk 100 juta dosis vaksin, di mana sebagian sudah firm dan lainnya masih opsi. “Dan kita juga akan segera menandatangi kontrak dengan BioNtech Pfizer untuk 100 juta dosis vaksin, di mana 50 juta adalah firm dan sisanya opsi,” ucap Budi.
Selain pengadaan vaksin melalui empat perusahaan tadi, pemerintah juga menjalin kerja sama multilateral dengan institusi GAVI yang merupakan bagian dari WHO. Perusahaan tersebut akan memberikan vaksin secara cuma-cuma alias gratis.
Jumlah dosis vaksin yang akan diberikan ke Indonesia masih belum pasti. Pastinya, range jumlah dosis vaksin yang akan diberikan berkisar antara 3 sampai 20 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 16 sampai 100 juta dosis vaksin.
“Itu sebabnya kenapa kita membuat kontrak dengan opsi dari supplier-supplier vaksin yang empat tadi. Supaya kalau ada kepastian pengadaan vaksin dari GAVI yang sifatnya gratis, kita tidak usah ambil dari mereka,” ungkapnya.
Jadi apabila GAVI tidak bisa memberikan vaksin sesuai dengan jadwal yang ditargetkan, maka pemerintah sudah mengamankan pengadaan vaksin dari perusahaan-perusahaan yang disebutkan tadi. Diharapkan di awal tahun depan semua proses terkait pengadaan vaksin sudah selesai.
Total, pemerintah sudah mengamankan 660 juta dosis vaksin. Sebanyak 330 juta dosis vaksin sudah firm dan 330 juta lainnya masih opsi.
“Kita ada buffer yang cukup kalau ada beberapa sumber yang kemudian gagal di uji klinisnya atau tertunda proses delivery-nya,” jelas Budi.
Wah, kabar yang sangat baik ya teman-teman! Ternyata pemerintah sudah mengamankan supply vaksin untuk tahun depan. Semoga seluruh proses pengadaan vaksin ini dapat berjalan dengan lancar ya..
(SYI)