Apakareba: Krisis iklim yang semakin nyata telah menjadi perhatian banyak pihak. Produksi dengan skala besar menggunakan bahan bakar fosil menjadi salah satu penyebabnya.
Tidak hanya itu, berbagai industri manufaktur tidak ketinggalan dalam menyumbang kerusakan lingkungan ini. Walaupun terjadi tren peningkatan kualitas udara akibat adanya penurunan aktivitas masyarakat selama pandemi covid-19. Namun, sumber pencemar utama, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara terus beroperasi seperti biasa.
Tentu, hal tersebut turut mempengaruhi kualitas udara. Masalah ini dimungkinkan akan semakin parah jika melihat beberapa kegiatan masyarakat sudah berangsur normal.
"Tahun 2020 membawa penurunan polusi udara yang tak terduga. Pada 2021, kami melihat kemungkinan akan kembali terjadi peningkatan polusi udara karena aktivitas manusia," kata Frank Hammes, CEO IQAir (platform data kualitas udara global), dikutip dari laman Greenpeace.org, Rabu, 25 Agustus, 2021.
Melihat kondisi lingkungan yang semakin memburuk, organisasi lingkungan hidup dunia Greenpeace membuat sebuah kampanye guna mengurangi polusi udara. Pada saat diluncurkan, kampanye yang bertajuk #ClearAirNow itu mendapat respons yang cukup baik dari masyarakat global.
Baca juga: Hujan di Greenland, Contoh Perubahan Iklim Kian Nyata
Dengan pesan utama ‘Kita hanya dapat mengubah 2030 jika kita semua menuntut perubahan di 2020’ Greenpeace mendorong kita semua, yang peduli dengan planet ini, untuk mengambil tindakan.
Dalam kampanye ini Greenpeace menggandeng agensi kenamaan dunia Ogilvy Hong Kong dan Shanghai dalam membuat serangkaian foto yang menggambarkan akibat buruk dari pembakaran bahan bakar fosil.
Berikut ini beberapa potret foto kampanye tersebut.
1.
Sumber: Twitter @Ogilvy
2.
Sumber: Twitter @Ogilvy
3.
Sumber: Twitter @Ogilvy
4.
Sumber: Twitter @Ogilvy
(NAI)