Apakareba: Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof dr Abdul Muthalib bertugas sebagai vaksinator Presiden RI Joko Widodo di Istana Negara pada Rabu, 13 Januari 2021. Tampak, tangannya gemetaran saat menyuntikkan vaksin Sinovac ke orang nomor satu di Indonesia itu.
Saat ditanyakan oleh salah satu jubir vaksinasi covid-19 sekaligus pembawa acara dalam kegiatan perdana vaksinasi di Istana Negara dr Reisa Broto, terkait hal tersebut, ia mengaku grogi. “Tetapi tidak ada halangan bagi saya untuk menyuntikkan (vaksin covid-19). Pertama saja gemetaran, tidak ada masalah ataupun pendarahan di bekas suntikan (Jokowi),” kata Prof dr Abdul Muthalib.
Lantas, siapakah Prof dr Abdul Muthalib? Yuk, kita simak profilnya.
Dilansir dari situs resmi Universitas Indonesia, Prof Abdul menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada 1969. Tak berhenti di situ, ia mengambil spesialis ilmu penyakit dalam FKUI pada 1980.
Pada 1986, Prof Abdul menjadi konsultan hematologi dan onkologi medik di FKUI/RSCM. Ia juga tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia sebagai anggota. Selain itu, ia juga tercatat sebagai anggota International Society of Hematology (ISH) dan International Society of Thrombosis and Haemostasis (ASTH).
Sepanjang kariernya, Prof Abdul juga membuat beberapa karya ilmiah hasil penelitiannya. Di antaranya adalah Preliminary Results of Multicenter Phase II Trial of Docetaxel (Taxotere) in Combination with Doxorubicin as First Line Chemotherapy in Indonesia Patiens with Advanced or metastatic Breast Cancer yang dimuat dalam Japanese journal of cancer and Chemotheraphy pada 2000. Beberapa hasil karya ilmiah yang berupa buku adalah Prinsip-prinsip Pemantauan Pasien Kanker Rawat Jalan pada 1997 dan Terapi pada Perawatan Paliatif.
Pada 1999, beliau juga meraih preastasi gemilang. Ia mendapatkan penghargaan Asian Clinical Oncology Society.
(SYI)