Jakarta: Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa seluruh pihak yang terlibat ke dalam kasus perjokian rekrutmen BUMN akan ditindak tegas.
Praktik kecurangan yang terjadi selama proses Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) tidak sesuai dengan nilai-nilai AKHLAK yang menjadi core values Kementerian BUMN.
“Saya menerima laporan ada sejumlah peserta yang melakukan kecurangan saat mengerjakan soal ujian. Tentu ini perbuatan tidak terpuji, saya minta mereka yang terbukti curang berdasarkan tangkapan sistem teknologi digital Kementerian BUMN untuk ditindak tegas,” ujar Erick Thohir, dikutip dari antaranews.com pada 17 Januari 2023.
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata melaporkan bahwa sejumlah peserta yang tertangkap oleh sistem saat sedang melakukan tindakan kecurangan. Sementara itu, Erick Thohir mendapat laporan bahwa ada indikasi perjokian dalam ujian tersebut.
“Saya minta kepada Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi untuk melakukan investigasi secara seksama. Jika terbukti tindakan itu melanggar hukum, maka jangan segan melaporkannya ke penegak hukum. Jika terbukti bersalah, yang bersangkutan akan kami blacklist di BUMN,” kata Erick Thohir.
Sementara itu, Tedi Bharata mendapatkan bukti berupa aktivitas perjokian dari sebuah grup aplikasi pesan singkat dengan kedok bimbingan belajar.
“Berdasarkan penyelidikan, kami mengidentifikasi 39 nama yang tergabung dalam grup tersebut, otomatis seluruhnya gugur, dan bukan hanya digugurkan namun juga kami blacklist agar kedepannya tidak dapat mengikuti seluruh program lainnya yang dilakukan Kementerian BUMN dan BUMN,” ucap Tedi Bharata.
Segala bentuk kecurangan lain yang ditemukan di luar sistem juga akan mendapatkan sanksi yang serupa, otomatis gugur dan diblacklist. Sistem RBB memang sudah dilengkapi dengan alat deteksi aktivitas kecurangan.
“Selain kasus perjokian yang sedang ramai diperbincangkan, kami juga menekankan bahwa sejak awal sistem dapat mendeteksi kecurangan secara otomatis ketika peserta sedang mengerjakan tes. Semisal di layar ada dua orang, melakukan tangkapan layar, menggunakan multi-tab, hingga gerak-gerik mencurigakan semuanya terdeteksi oleh sistem,” kata Tedi Bharata.
(SUR)