Makassar: Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Sulawesi Selatan, merencanakan pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) mulai pertengahan 2022. Upaya ini sebagai bentuk strategi untuk mengurangi volume sampah di daerah itu.
"Strategi yang akan kita lakukan ke depan ini adalah dengan pengelolaan sampah menjadi energi listrik lewat PLTSa. Ini menjadi salah satu solusi untuk bisa menghabiskan sampahnya Makassar," imbuh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Ariaty Puspasari Abady, dikutip dari Antara, Selasa, 22 Februari 2022.
Kota Makassar menjadi salah satu di antara 12 daerah di Indonesia yang disiapkan untuk pengadaan PLTSa. Hal itu telah dicantumkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 mengenai pembangunan PLTSa yang ramah lingkungan.
Baca: Tanggulangi Banjir, Pengamat Sarankan Pemkot Perbanyak Sumur Resapan di Makassar
Hingga saat ini, Pemkot Makassar telah mempersiapkan lokasi di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Tamangapa Antang untuk pembangunan PLTSa. Dana pembangunan ini bersumber dari para investor dan tidak berasal dari APBD maupun APBN.
"Pemkot Makassar sudah siap untuk melaksanakan program PLTSa. Insya Allah tahun ini sudah bisa on going pada pertengahan tahun. Persoalan berapa listrik yang dihasilkan itu ada kajian tersendiri dan akan dikaji oleh tim ahli," ujar dia.
Puspa, sapaan Ariaty Puspasari Abady, menyebut dalam waktu dekat Pemkot Makassar mempunyai investor untuk membantu proyek pembangunan PLTSa di Makassar.
"Kami melakukan fasilitasi semua regulasi ataupun landasan hukum dan apa saja yang menjadi kewajiban pemerintah kota untuk dilakukan program PLTSa," kata dia.
Berdasarkan catatan DLH Makassar, setiap warga di Makassar menghasilkan 0,6 kilogram sampah per hari. Bila ditotal dengan jumlah penduduk Kota Makassar sebanyak 1,5 juta jiwa, volume sampah mencapai 1.100 ton per hari.
Baca: Cuaca Buruk, 8 Penerbangan Tujuan Bandara Hasanuddin Terpaksa Dialihkan
Dengan volume sampah tersebut, nantinya sampah akan direduksi menjadi energi listrik. Selain itu, juga bisa diolah menjadi biogas maupun produk lainnya sebagai energi baru terbarukan (EBT).
Ia menambahkan dampak pengelolaan sampah dipastikan bisa menurunkan efek rumah kaca dengan pengelolaan yang lebih baik. Salah satunya dengan proyek pembangunan PLTSa.
"Itu (PLTSa) hanya salah satu cara untuk menghabiskan sampah. Bisa jadi ada lagi teknologi lain yang hadir dengan melihat karakteristik dari sampah yang dimiliki Kota Makassar," jelas dia.
(UWA)