Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) membahas upaya pencegahan Tuberkulosis (TB) di Provinsi Sulsel bersama dengan pemerintah daerah setempat. Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani menyebut semenjak pandemi Covid-19 pembahasan penyakit menular seperti HIV dan TB hampir dilupakan. 

"Pemerintah harus memanfaatkan stakeholder yang ada. Kita harapkan agar nantinya bisa memberikan informasi kepada masyarakat terkait TB," ujar Abdul dilansir dari Antara, Sabtu 1 Oktober 2022. 

Dalam kesempatan itu, Ketua Badan Pengurus PPTI Wilayah Sulawesi Selatan Hj Riyanti menyampaikan beberapa program untuk mencegah bertambahnya kasus penyakit TB. Pemprov Sulsel juga turut menyumbang gagasan terkait sejumlah program dan kegiatan yang dipaparkan PPTI.

Diketahui penyakit TB beresiko tinggi menyerang masyarakat. Bahkan, saat ini, Indonesia menempati posisi kedua negara dengan kasus TB terbanyak di dunia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa setiap jam ada sekitar 11 orang di Indonesia meninggal akibat TB. Totalnya ada sekitar 93.000 warga kehilangan nyawa dalam setahun.

"Oleh karena itu, penanganan yang cepat dan efektif sangat penting dilakukan untuk mengatasi TB,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Didik Budijanto. 

Ia menyebut caranya adalah dengan melakukan deteksi dini kasus dan pengobatan pasien secara tuntas hingga  sampai sembuh. Pada 2021, penemuan kasus TB, baik terkonfirmasi dan diobati, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 2021, ada 473.006 orang terkonfirmasi TBC dan sebanyak 402.502 sedang menjalani pengobatan. Sementara pada 2020, kasus terkonfirmasi TBC sebanyak 393.323 orang, sedangkan kasus TB diobati 362.418 orang.

BACA: Pemprov Sulsel dan BKKBN Jadwalkan 5 Strategi Guna Dorong Penurunan Stunting