Wali Kota Makassar: Perhotelan akan Saya Berikan Keleluasaan

Foto: Pexels.com Foto: Pexels.com

Apakareba: Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar memberikan kabar baik untuk jasa perhotelan. Pasalnya, demi mendukung pemulihan ekonomi di tengah pandemi covid-19, Pemkot Makassar akan membuka kembali aktivitas perhotelan dengan syarat tertentu.

"Khusus perhotelan saya akan berikan keleluasaan jika patuh pada protokol kesehatan. Kuncinya ada di situ," kata Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, saat pertemuan dengan pengurus Perhimpunan Hotel dan Rrestoran Indonesia (PHRI) Sulsel di kediaman pribadinya, Jalan Amirullah, Makassar, Senin, 22 Maret 2021, seperti dilansir dari Antara

Danny Pomanto, sapaan akrabnya, menyebutkan kini pihaknya tengah menjalankan program Makassar Recover. Sebab, pandemi covid-19 sudah berdampak ke berbagai sektor, mulai dari sosial, pendidikan, ekonomi, hingga kesehatan. 

"Makassar Recover itu untuk pemulihan. Bukan hanya kesehatan, tetapi juga ekonomi dan semua aspek lain," jelas Danny. 

Ia juga menyesalkan masih ditemukannya banyak acara pesat pernikahan di gedung dan hotel yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil pantauannya di lapangan. 

"Saya melihat masih ada beberapa kerumunan di sejumlah acara. Karena itu, ke depan, saya buat aturan untuk mendukung Makassar Recover ini. Semua hotel boleh beroperasi jika indeks kepatuhan protokol kesehatannya baik. Sebaliknya, jika tidak taat, maka saya tidak akan izinkan dibuka," paparnya.

Ketua PHRI Sulsel,  Anggiat Sinaga, menyambut baik kebijakan Wali Kota Makassar. Ia pun mengaku siap menjalankan atura pemerintah. Termasuk, mendukung serta menyukseskan program Makassar Recover.

"Kami sudah pasti menantikan kabar baik ini. Regulasi yang dibuat Wali Kota (Makassar) tentu akan menguntungkan dan memberi napas bagi usaha perhotelan. Saya kira ini peluang yang harus segera diambil," ujarnya.

Anggiat membeberkan dampak pandemi covid-19 terhadap pendapatan jasa perhotelan. Ia mengklaim jasa perhotelanlah yang paling terdampak. Bahkan tingkat hunian dan okupansi hanya bisa mencapai rata-rata 20 sampai 25 persen. 

"Tentu harapan kami, perekonomian bisa bangkit kembali. Apalagi didukung pemerintah kota memberikan peluang. Tentunya, dengan menjalankan aturan secara ketat," tambahnya.



(SYI)

Berita Lainnya