Apakareba: Baru-baru ini fenomena alam langka kembali terjadi. Kali ini hujan turun di puncak lapisan es Greenland. Kejadian ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah, tentu hal ini merupakan pertanda yang mengkhawatirkan.
"Itu bukan tanda yang baik untuk lapisan es," kata Indrani Das, ahli Glasiologi dari Lamont Doherty Earth Observatory Columbia University, dikutip dari Reuters, Selasa, 24 Agustus 2021.
Indrani menambahkan, bahwa air yang berada di atas es itu merupakan kondisi yang buruk. Air membuat lapisan es lebih rentan terhadap pencairan permukaan.
Air tidak hanya lebih hangat dari salju biasa, tetapi juga lebih gelap sehingga menyerap lebih banyak sinar matahari ketimbang memantulkannya. Hujan tersebut diketahui turun selama beberapa jam di puncak lapisan es setinggi 3.216 meter pada 14 Agustus 2021.
Baca juga: Ekonomi Sirkular di Masa Pandemi, Bantu Pemulihan Ekonomi dan Lingkungan
Total, 7 miliar ton hujan turun di Greenland selama tiga hari, dari 14 Agustus hingga 16 Agustus 2021. Hal tersebut merupakan jumlah terbesar sejak pencatatan dimulai pada 1950.
Selain itu, dilansir dari Greenpeace kawasan Arktik yang masih murni telah mengalami peningkatan suhu dua kali lebih cepat dari tempat manapun di Bumi. Hal tersebut membuat lapisan es mencair lebih cepat dan belum pernah terjadi selama 12.000 tahun.
(NAI)