Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan di Palu Naik 100 Persen

Ilustrasi/Dok MI Ilustrasi/Dok MI

Apakareba: Cuaca ekstrem kembali dirasakan beberapa hari ini. Para nelayan pun memutuskan tidak melaut akibat gelombang tinggi. Akibatnya, harga jual berbagai jenis ikan di pasar Palu, Sulawesi Tengah, naik hingga 100 persen dari biasanya.

Kenaikan tersebut tercermin ketika Media Indonesia melakukan pantauan di Pasar Tradisional Inpres Manonda Palu. Misalnya, ikan jenis tuna yang biasanya dijual dengan harga Rp50 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp100 ribu per kilogram. 

Tak hanya tuna, ikan jenis ekor kuning dan cakalang pung mengalami kenaikan. Biasanya, kedua ikan itu dijual Rp 50 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp100 per kilogram. Kondisi itu menjadi wajar, mengingat ikan sulit didapat saat gelombang tinggi melanda. 

"Kalau pun ada didapat dari nelayan harganya pasti mahal. Jadi wajarlah kalau dijual di pasar mahal juga," kata salah satu pedagang, Rauf Putra, saat ditemui Media Indonesia di Pasar Tradisional Inpres Manonda Palu, Selasa, 6 April 2021.

Terdapat ikan yang harganya melambung cukup tinggi, yakni ikan jenis jarang, seperti ikan katamba. Ikan jenis itu dijual dengan harga Rp150 ribu per kilogram. Sebelumnya, ikan itu hanya dijual dengan harga Rp80 ribu per kilogram. 

“Jadi ikan paling mahal, yakni ikan jenis karang itu sekarang,” jelas Rauf.

Banyaknya nelayan yang tak melaut, menyebabkan kondisi harga ikan mengalami penaikan. Disebutkan, sudah sepekan terakhir para nelayan tidak mencari ikan. Hal ini seperti disalmpaikan oleh pedagang lainnya, Muh Bakri.

"Tidak turun kelaut karena cuaca kan memang tidak bagus. Angin kencang terus gelombang tinggi," ucapnya.

Stok ikan yang masuk ke pasar, sebut Bakri, sangat sedikit saat ini. Selain itu, harga beli di tingkat nelayan juga mahal. Sehingga, tidak heran kalau pedagang di pasar menjual ikan dengan harga yang mahal.

“Meski begitu, pembeli (ikan) juga tetap ada,” tutupnya. (M Taufan SP Bustan)
 



(SYI)

Berita Lainnya