Jadi Inang Covid-19, Kenapa Kelelawar Tidak Pernah Sakit?

Ilustrasi kelelawar. (Foto: Unsplash) Ilustrasi kelelawar. (Foto: Unsplash)

Apakareba: Kelelawar merupakan inang untuk lebih dari ratusan virus di dunia. Bahkan, beberapa virus yang ditularkan dari kelelawar bisa mematikan bagi manusia. 

Sejumlah virus yang telah mewabah dan mematikan untuk manusia dalam beberapa tahun terakhir ini dibawa oleh kelelawar, seperti SARS, MERS, ebola, bahkan covid-19. Covid-19 masih menghantui seluruh manusia di dunia sampai hari ini. Diketahui, kelelawar merupakan salah satu hewan yang menjadi inang untuk virus-virus tersebut.

Ketika manusia terinfeksi salah satu dari virus itu, seringkali dampaknya bisa menjadi fatal. Namun, kelelawar sebagai ‘sumber’ dari virus tersebut tampaknya tidak pernah terinfeksi atau terganggu.

Lantas, kenapa kelelawar yang kerap kali menjadi inang virus-virus tersebut tidak pernah sakit? Yuk, simak penjelasannya sebagai berikut.

Dilansir dari Science Daily, sel-sel milik kelelawar coklat pemakan serangga dapat terus-menerus terinfeksi covid-19 selama berbulan-bulan. Tetapi, sel-sel tubuh kelelawar itu akan beradaptasi sangat cepat dengan virus itu.

“Alih-alih membunuh sel kelelawar seperti yang dilakukan virus terhadap sel manusia, covid-19 malah memasuki hubungan jangka panjang dengan inang. Hal ini dipertahankan oleh sistem kekebalan ‘super’ unik kelelawar,” kata Ahli Mikrobiologi USask, Vikram Misra.

Sistem imun ‘super’ pada kelelawar inilah yang membuat mamalia tersebut tidak terinfeksi oleh virus yang ada di tubuhnya. Bukannya terjadi inflamasi, sel tubuh kelelawar akan melakukan sebaliknya, yakni pertahanan antivirus.

Reaksi tubuh kelelawar terhadap covid-19 itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh USask Vaccine and Infectious Disease Organization dan International Vaccine Centre (VIDO-InterVac) yang bekerja sama dengan University of Saskatchewan di Kanada pada tahun lalu. Penelitian tersebut juga telah dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports.

Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa stres yang dialami oleh kelelawar akibat dari perburuan dan hilangnya habitat dapat membuat virus berkembang biak dalam tubuhnya. Tak hanya itu, stres pada kelelawar juga meningkatkan risiko penularan virus pada hewan lainnya.

“Ketika kelelawar mengalami stres, hal ini akan berdampak terhadap keseimbangan sistem imunnya dan memungkinkan virus untuk berduplikasi,” jelas Misra.
 



(SYI)

Berita Lainnya