Makassar : Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan merilis jumlah penyebaran kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) meningkat signifikan di dua tahun terakhir.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel, mencatat ada sebanyak 1.517 pada 2020,kemudian terjadi peningkatan menjadi 1.881 kasus dan terus meningkat hingga menembus angka 2.575 kasus di 2023.
Tingginya angka HIV dan AIDS dinilai kerja kolaborasi antar daerah. Dinas kesehatan setempat mengumpulkan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) untuk mengirim tim edukator dalam meningkatkan skrining di lapangan.
"Itu sudah kita lakukan di Sinjai dan Bone, hasilnya signifikan. Kita sudah melatih kemarin 250 orang sebagai tim skrining, jadi harusnya saat ditemukan kasus, terus diobati kemudian dituntaskan," ujar Rosmini mengutip Antaranews Rabu,7 Juni 2023.
Ia menyebut akan terus melakukan skrining dalam proses penanganan dan eliminasi kasus HIV dan AIDS sesuai target nasional skrining 95 persen hingga 2030.
"Kalau 1 kasus ditemukan maka sama dengan 100 atau 200 orang bisa kita testing. Jadi tidak bisa lagi menunggu, kita butuh kolaborasi dari semua pihak untuk mengajak mereka skrining. Kita punya Puskesmas, dan semua siap untuk menerima testing, jadi kita butuhkan kesadaran mengajak semua yang kontak erat untuk skrining," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Kesehatan Dinas Luwu Timur menyebutkan bahwa HIV dan AIDS bukan hanya terkait seksualitas, tetapi juga menular kepada ibu hamil.
Pada periode Januari hingga April 2023, kasus HIV di Sulsel sebanyak 505 kasus dan 3 persen di antaranya adalah ibu hamil. Sedangkan kasus positif AIDS sebanyak 134 kasus.
Pemerintah daerah menyarankan Gubernur Sulsel segera mengeluarkan surat edaran kepada OPD terkait anggaran yang akan dieksistensi untuk penanganan HIV dan AIDS.
"Sebaiknya ini dititipkan kepada semua daerah bahwa semua harus menyiapkan dana untuk pemberantasan HIV. Memang semua harus kolaborasi, kita tidak bisa kuat kalau satu-satu," kata Rosmini.
(SUR)