Makassar: Demo mahasiswa di depan kantor DPRD Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang memprotes harga minyak goreng berujung ricuh. Sebanyak delapan mahasiswa ditangkap karena diduga melakukan pengeroyokan terhadap anggota kepolisian.
"Sudah kita amankan dan saat ini masih dalam pemeriksaan," kata Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto, demikian dikutip dari Medcom.id, Rabu, 9 Maret 2022.
Budhi mengatakan kedelapan mahasiswa tersbeut berhasil dibekuk Tim Jantanras Polrestabe Makassar. Namun, pihaknya masih enggan menyebutkan identitas dari mahasiswa yang telah ditangkap.
Baca: Penumpang Pesawat di Bandara Sultan Hasanuddin Tak Wajib PCR
"Dari delapan orang pelaku itu, tiga kita tangkap dan lima menyerahkan diri," ungkap dia.
Saat ini, mahasiswa yang telah ditangkap masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Makassar. Pihak kepolisian masih mendalami peran masing-masing dalam kasus pengeroyokan terhadap anggota kepolisian tersebut.
Budhi menduga kedelapan orang ini mengeroyok anggota kepolisian hingga terluka. Meskipun, lanjut dia, luka yang dialami oleh anggotanya tersebut adalah luka ringan.
"Anggota sendiri luka ringan, tapi kalau bicara pidana pengeroyokan maupun melawan petugas tidak dilihat dari akibat," terang dia.
Baca: Peringati Hari Kebudayaan ke-4, Ini Agenda Pemkot Makassar
Kasus pengeroyokan itu bermula saat sejumlah orang yang mengatasnamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi unjuk rasa terkait kelangkaan harga minyak goreng. Dalam video berdurasi 2 menit 54 detik, massa aksi membakar ban di depan Kantor DPRD Kota Makassar.
Hanya saja, saat melakukan aksi unjuk rasa tersebut salah seorang anggota kepolisian mencoba untuk menghentikan massa dengan menendang ban yang telah terbakar. Sehingga adu mulut pun terjadi.
Tak hanya itu, dari video yang beredar polisi dan mahasiswa juga terlibat aksi baku dorong. Tiba-tiba salah satu orang yang juga diduga sebagai anggota kepolisian tidak berseragam muncul dan ikut dalam adu mulut hingga aksi saling dorong.
(UWA)