Keren! Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan Se-Dunia

Sejumlah petugas PT Jasa Angkasa Semesta (JAS Airport Services) sedang mengangkut bantuan kemanusiaan dari pemerintah RI untuk pemulihan penanganan banjir di Pakistan di gudang kargo Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (26/7/2022). (ANTARA/HO-Jaka Sejumlah petugas PT Jasa Angkasa Semesta (JAS Airport Services) sedang mengangkut bantuan kemanusiaan dari pemerintah RI untuk pemulihan penanganan banjir di Pakistan di gudang kargo Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (26/7/2022). (ANTARA/HO-Jaka

World Giving Index (WGI) 2022 menobatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia. Indonesia berada di peringkat pertama dengan skor 68 persen dalam catatan badan amal Charities Aid Foundation (CAF). 

Ketua Badan Pelaksana PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) Hamid Abidin mengaku takjub atas prestasi yang ditorehkan oleh sektor filantropi Indonesia. Menurutnya hal ini disebabkan karena ajaran agama dan tradisi lokal yang dipegang erat masyarakat indonesia. 

"Ini menunjukkan kuatnya tradisi menyumbang kita yang diinspirasi oleh ajaran agama dan tradisi lokal yang sudah dipraktikkan puluhan tahun," ujar Hamid, dikutip dari Antara, Sabtu, 22 Oktober 2022. 

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, posisi Indonesia sebagai negara paling dermawan belum pernah tergantikan. Indikator penilaian ini dilihat dari banyaknya masyarakat yang menyumbang uang, menyumbang pada orang asing atau tidak dikenal, dan berpartisipasi dalam kegiatan kerelawanan atau volunterisme.

Hasil penelitian CAF menunjukkan 84 persen orang Indonesia menyumbang uang pada tahun 2021, jauh lebih tinggi dari skor rata-rata global (35 persen). Persentase warga Indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan kerelawanan juga tinggi (63 persen), hampir tiga kali lebih besar dari angka rata-rata global (23 persen).

Sementara persentase warga yang menyumbang untuk orang asing berjumlah 58 persen, sedikit lebih rendah dari angka rata-rata global (62 persen).

Hamid menyebut pencapaian tersebut disebabkan oleh keberhasilan para pegiat filantropi. Terlebih filantropi Islam yang kerap melakukan kegiatan menggalang, mengelola dan mendayagunakan donasi keagamaan. 

Salah satunya yakni lembaga pengelola ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf) yang telah bermetamorfosis menjadi lembaga filantropi modern. Hamid menyebut filantropi itu mengembangkan strategi penggalangan sumbangan keagamaan secara konvensional dan digital, serta menerapkan standar pengelolaan donasi secara transparan dan akuntabel.

"Tak heran jika perolehan donasi lembaga-lembaga filantropi Islam ini mengalami kenaikan selama pandemi, meski persentase kenaikannya tidak setinggi di masa normal sebelum pandemi," ucap dia.

BACA: Profil Akidi Tio, Dermawan Penyumbang Rp2 Triliun untuk Penanganan Covid-19



(UWA)