Apakareba: Sebagian besar masyarakat Indonesia masih percaya dengan beberapa pantangan yang disodorkan secara turun temurun. Salah satunya adalah larangan untuk duduk di atas bantal.
Mereka berpandangan duduk di atas bantal merupakan tingkah laku yang tidak sopan. Hal itu dianggap pamali. Bahkan konon, duduk di atas bantal menyebabkan penyakit bisul.
Faktanya, sejauh ini belum ditemukan penelitian dan tak ada hubungan magis yang mendukung anggapan tersebut. Namun, secara medis, bisulan akibat duduk di atas bantal bisa saja terjadi.
Merangkum dari berbagai sumber, dr Arhtur Tucker, seorang ahli kesehatan dari Barts dan London NHS Trust, mengatakan bantal di rumah adalah tempat yang paling ideal bagi berkembangnya kuman, bakteri, kutu debu, dan kotoran lainnya. Bantal bisa menjadi sarang minyak, kulit mati manusia, dan banyak hal lainnya.
"Karena itu permukaan bantal bisa menjadi tempat yang sangat kotor meskipun tidak terlihat. Apalagi bantal duduk yang terkadang tidak diperhatikan kebersihannya," tulis keterangan itu, yang dikutip pada Jumat, 5 November 2021.
Hal ini berlaku tidak hanya pada bantal untuk duduk saja, tetapi juga pada bantal yang dipakai untuk tidur. Bantal tidur yang tak sering dibersihkan dan diganti bisa menyebabkan jerawat pada wajah.
Sementara itu, tentu banyak orang yang tak memperhatikan kebersihan bantal yang mereka gunakan untuk duduk atau bantal hias di ruang tamu. "Hal ini menjadi tempat yang ideal untuk menyebar infeksi, sehingga ditemukan 30 kuman dalam satu bantal," kata Arthur.
Kuman dan bakteri yang menempel pada permukaan bantal duduk ini bisa menyebabkan munculnya bisul. Terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau mudah ditumbuhi jerawat.
Jadi, cobalah untuk rajin mengganti sarung bantal tidur atau bantal duduk setiap tiga hari sekali atau seminggu sekali agar terhindar dari kuman yang menempel. Semoga bermanfaat.
(RAI)