Sulsel Bentuk 1.000 Relawan Perubahan Perilaku

Ilustrasi tim relawan gugus tugas virus korona (covid-19). Medcom.id/M Rizal Ilustrasi tim relawan gugus tugas virus korona (covid-19). Medcom.id/M Rizal

Makassar: Sekitar 1.000 orang akan menjadi relawan perubahan perilaku terkait covid-19 di tiga daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel), yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros.

Diharapkan, nantinya 1.000 orang yang diambil dari tiga daerah di Sulsel itu dapat menyebar ke seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Program Psikologi Sub Bidang Medis, Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Covid-19, Endang Mariani.

“Para relawan ini akan mendapat pelatihan sebelum nantinya terlibat langsung di lapangan memberi sosialisasi dan edukasi terkait covid-19. Dengan kehadiran relawan perubahan perilaku maka masyarakat bisa bertahan dan tetap melakukan hal positif selama masih ada covid-19,” kata Endang, Selasa, 17 November 2020.

Ia memaparkan, relawan perubahan perilaku itu nantinya mengemban tugas mengajak menyosialisasikan, mengedukasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan seperti menjalankan 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun.

Penerapan 3T, yakni testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (pengobatan) di Sulses, sebut Endang, sudah terlaksana dengan baik. Begitupun dengan kampanye aman, iman, dan imun dalam menghadapi pandemi.

“Bukan sekedar slogan. Keberhasilan ini, bisa menjadi model atau contoh untuk daerah lain. Para relawan juga diharapkan dapat memberikan pengalaman dan masukan, sehingga akan terjadi interaksi membangun. Pelibatan penyintas menjadi relawan dan duta di tengah masyarakat adalah hal yang menarik,” lanjut Endang.

Menurutnya, pendekatan yang dilakukan Pemprov Sulsel, mungkin belum menjadi fokus perhatian di daerah lain. Para penyintas, dapat menjadi agen-agen perubahan di tengah masyarakat. Pendekatan yang dilakukan akan lebih dalam karena pernah terpapar dan mengalami sendiri.

“Kalau yang belum kena, mungkin apa yang disampaikan Cuma teori berdasarkan pengetahuan. Beda kalau sudah pernah kena dan mengalami langsung. Pengalamannya itu akan bisa lebih dalam. Bagaimana agar tidak terpapar, apa yang dirasakan, bagaimana bisa survive. Mereka pun bisa meminta orang lain untuk tidak memberikan stigma. Termasuk menanamkan kesadaran tentang pentingnya perubahan perilaku, serta bagaimana cara mengkomunikasikannya kepada orang lain,” papar Endang.

Melalui aplikasi buatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yakni INARISK, para relawan yang telah dilatih akan melaporkan kegiatan mereka di tengah masyarakat. Termasuk solusi mereka dalam penanganan covid-19.

Sementara itu, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan vaksin masih diusahakan dan obat pun belum ada. Atas dasar tersebut, diperlukan cara bagaiamana meningkatkan imunitas masyarakat dalam masa pandemi covid-19 ini.

“Imunitas yang terbangun dari dalam tubuh, merupakan sistem pertahanan tubuh dan obat terbaik saat ini,” ujar Nurdin.



(SYI)

Berita Lainnya