Apakareba: Kereta Api Trans Sulawesi Makassar-Parepare akan memiliki 16 stasiun dengan panjang jalur 142 kilometer (km). Proyek strategis nasional (PSN) ini ditargetkan beroperasi pada 2023.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman meminta semua kepala daerah yang wilayahnya dilalui jalur kereta api, bisa menggenjot persoalan lahan yang masih terus berkutat pada pembebasan lahan. Ini guna mempercepat pembangunan Kereta Api Trans Makassar-Parepare.
"Termasuk daerah yang harus konsinyasi, harus dilakukan dengan pendekatan persuasif, seperti di Kabupaten Pangkep progresnya sudah 94 persen," kata Andi, Rabu, 14 April 2021, seperti dilansir dari Media Indonesia.
Andi yakin daerah Pallanro-Tanete Rilau, Garongkong-Tonasa (Barru-Pangkep) bisa beroperasi pada 2021. Selanjutnya mulai dari Parepare, Pangkep dan Maros akan menjadi prioritas yang harus diselesaikan.
"Kita optimistis bisa selesai," kata Andi Sudirman.
Baca juga: Sulawesi Selatan Ekspor Komoditas Unggulan Senilai Rp49,9 Miliar
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Timur, Jumardi memaparkan saat ini pihaknya fokus pada pengadaan lahan jalur kereta api di tiga kabupaten. Antara lain Maros, Pangkep dan Barru, dari lima wilayah yang akan dilintasi jalur kereta api Makassar-Parepare.
Tiga kabupaten itu, lanjutnya, memiliki panjang jalur 118,5 kilometer dengan luas lahan 5,02 juta meter persegi. Jalur terdapat di atas 4.233 bidang tanah.
"Dari luasan itu, yang terbayar sudah 2.874 dan belum terbayar 1.106 bidang. Sisanya adalah fasilitas umum dan fasilitas sosial," ungkap Jumardi.
Progres pengadaan lahan di Maros untuk jalur KA baru mencapai 66,98 persen. Demikian pula untuk pembangunan stasiun, depo dan Balaiyasa baru 54,14 persen.
Sedangkan di Pangkep, pengadaan lahan jalur KA nya sudah 92,11 persen. Sementara, stasiun dan siding Tonasa baru 22,58 persen.
Baca juga: Sejumlah Anggota DPR Diambil Sampel Darahnya di RSPAD, untuk Apa?
"Untuk Barru, baik jalur KA maupun siding Garongkong, semua sudah 100 persen. Tinggal konsolidasi di Garongkong saja, karen segmen B (Pallanro-Takkalasi) dan segmen C (Takkalasi-Tanete Rilau) itu ditargetkan 2021 ini bisa beroperasi hingga Tonasa, Pangkep," jelas Jumardi.
Jumardi menambahkan pengadaan tanah Maros dan Pangkep yang masuk segmen D (Tanete Rilau-Mandai) sebelumnya ditargetkan selesai Maret 2021. Namun karena terkendala pembebasan lahan sehingga mundur ke awal 2022. Dilanjutkan ke segmen E (Mandai- Makassar New Port/Tallo) yang target pengadaan lahan rampung September 2022.
"Yang pasti target operasi jalur KA kita itu 2021-2022, khusus segmen B, C dan D, yaitu dari arah Garongkong (Pelabuhan) hingga Tonasa (Semen Indonesia/Tonasa) dari Km 73 ke 91," lanjutnya.
Skema pendanaan pembangunan jalur rel kereta api itu didapat dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Rp6 triliun dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Rp8,8 miliar. Sementara itu, pengadaan tanah dan kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (PKBU) sebesar Rp2,1 triliun. (Lina Herlina)
(CIA)